4 Alasan Kerang Abalon Dikenal dengan Harga 'Selangit'

dir | CNN Indonesia
Jumat, 23 Agu 2019 11:02 WIB
Kerang abalon jarang dikonsumsi oleh orang banyak lantaran dikenal dengan harganya yang mahal.
Ilustrasi. Kerang abalon jarang dikonsumsi oleh banyak orang lantaran harganya yang selangit. (Istockphoto/chengyuzheng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Abalon adalah sejenis kerang atau sering disebut juga siput di balik batu. Abalon jarang dikonsumsi oleh orang banyak karena terkenal dengan harganya yang mahal.

Dalam budaya China, mengonsumsi abalon dikenal sebagai 'baoyu'. Konsumsi abalon diyakini dapat membawa keberuntungan. Abalon menjadi makanan wajib saat Tahun Baru China.

Abalon memiliki tekstur yang kenyal bak permen karet. Namun, tak ada rasa yang dapat dicecap dari dagingnya. Meski begitu, abalon tetap dijual mahal dengan harga mencapai Rp337 ribu per kilogram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir AsiaOne, berikut empat alasan mengapa abalon dijual dengan harga tinggi.

1. Abalon dipanen menggunakan tangan
Tidak seperti memanen ikan atau udang dengan cara dijaring, abalon dipanen secara individual dengan tangan. Karena itu, rasio biaya hasil abalon bisa sangat rendah.

Abalon juga memiliki cangkang yang sangat berat sehingga memungkinkan muncul di dasar laut. Untuk mengambilnya, membutuhkan penyelam yang andal dan dibutuhkan kerja keras untuk mendapatkannya.

2. Risiko tinggi saat menyelam
Menjalankan bisnis menyelam untuk abalon adalah pekerjaan yang berisiko tinggi. Selain terkena air laut yang sifatnya kasar, penyelam harus membawa abalon dengan cangkang bergerigi. Selain itu, ancaman lain bagi penyelam adalah keberadaan hiu dan makhluk laut lainnya.

Penyelam asal Tasmania terus menekuni pekerjaannya untuk memanen abalon. Ini dikarenakan masih banyaknya pelanggan yang bersedia membeli mahal abalon.

3. Kuantitas terbatas
Stok abalon akan sulit didapatkan saat Tahun Baru Cina. Jika pun ada, harganya akan melambung tinggi dibandingkan biasanya.

Abalon hanya tumbuh di perairan yang dingin seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, dan sisi barat Amerika Utara. Seiring pemanasan global yang terus terjadi, persediaan abalon tentu semakin menurun.

4. Pembatasan hukum panen
Abalon putih dan hitam termasuk pada daftar spesies yang sangat terancam. Ini diakibatkan adanya penangkapan berlebihan dalam skala masif.

Sejak Desember 2018, batasan penangkapan abalon ditetapkan. Panen dibatasi selama satu jam selama empat hari berturut-turut. Seorang penyelam dibatasi hanya menangkap 15 abalon.

[Gambas:Video CNN] (asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER