Seorang pria berusia 32 tahun yang tak diketahui namanya dibawa ke rumah sakit setelah mengalami ereksi tak berkesudahan selama 12 jam.
Di rumah sakit dia mendapat perawatan dan sudah berhasil ditangani. Namun tak lama kemudian dia muncul di unit gawat darurat untuk yang kedua kalinya. Dia kembali mengeluh mengalami ereksi kembali. Kali ini terjadi selama enam jam. Totalnya, dia mengalami ereksi selama 18 jam.
Pria ini mengatakan bahwa dia sudah menghisap ganja. Selain itu dia saat dia memakai ganja saat dia sedang ereksi.
Mengutip The Sun, pria tersebut mengaku menghisap ganja beberapa kali dalam seminggu sesama enam bulan terakhir. Saat itu dia mengatakan kepada dokter kalau dia menderita selama empat jam atau lebih karena ereksi.
Setiap malamnya, dia menghisap ganja dua jam sebelum ereksi.
"Dia mengaku punya riwayat memakai ganja di usia 16-17 tahun. Selama itu dia mengalami priapismus (ereksi berkepanjangan di luar kehendak tanpa aktivitas seksual) berulang-ulang sekitar empat jam, dan tak pernah mendapat perawatan medis," kata salah satu dokter yang merawatnya.
"Dia berhenti menggunakan ganja di usia 20-an dan selama itu dia tidak mengalami priapismus kembali."
Kasus ini dimuat dalam Journal of Cannabis Research dan dokter mencatatnya dengan keluhan mengalami hipertensi ringan dengan penis ereksi, bengkak.
![]() Pria AS mengalami priapismus setelah mengisap ganja |
Tim dokter dari Coliseum Medical Center di Georgia mengatakan bahwa ini adalah kasus pertama yang diketahui terkait priapismus akibat ganja.
Penulis laporan mengungkapkan bagaimana ganja bisa menyebabkan ereksi berkelanjutan. Di antara kemungkinan yang ada adalah senyawa kanabinoid yang ada di dalam ganja. Senyawa ini akan memengaruhi mekanisme pengaturan kapan terjadi ereksi.
Ganja juga memiliki efek langsung pada sistem pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah membesar.
Para peneliti mengatakan efek itu juga, "dapat menyebabkan ereksi yang tak henti-hentinya dan dikenal sebagai priapisme."
Para dokter juga memperingatkan bahwa priapisme dapat memiliki konsekuensi serius - termasuk "kerusakan pada jaringan penis, dengan kerusakan yang jelas terlihat pada dua belas jam".
Dan mereka mengatakan bahwa lebih dari 90 persen dari mereka yang tersisa ereksi selama 24 jam kehilangan fungsi seksual - dan efeknya seringkali permanen.