Kyoto Luncurkan Promosi Wisata 'Sepi Turis, Mari Datang'

CNN Indonesia
Selasa, 25 Feb 2020 16:10 WIB
Bagi yang lebih senang wisata tanpa kerumunan turis, sepertinya bisa datang sekarang ke Kyoto, Jepang.
Hutan bambu Sagano di Kyoto, Jepang. (Istockphoto/tawatchaiprakobkit)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap harinya, Kyoto biasanya ramai oleh turis mancanegara.

Tetapi ketika wabah virus corona mengurungkan niat turis mancanegara menyusuri jalan-jalan bersejarah di bekas ibu kota Jepang itu, sekelompok pemilik toko di Kyoto telah meluncurkan kampanye "pariwisata kosong" untuk menarik mereka kembali.

Pedagang dari lima area perbelanjaan di lingkungan Arashiyama - sebuah distrik wisata populer di pinggiran barat Kyoto yang dipenuhi dengan kuil dan tempat pemujaan - telah menyusun kampanye iklan yang bertajuk 'suitemasu Arashiyama,' yang diterjemahkan menjadi 'Arashiyama sepi' atau 'hanya ada beberapa orang di Arashiyama'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poster-poster yang dibuat untuk kampanye menunjukkan bagaimana calon pelancong seakan dapat memiliki area wisata paling populer di distrik itu.

Poster itu menunjukkan gambar empat lokasi wisata populer di Arashiyama dengan sejumlah pesan kocak.

Satu poster memperlihatkan seekor monyet dengan tulisan: "Sudah lama sejak ada lebih banyak monyet daripada manusia." Di bawahnya, ada foto Jembatan Togetsukyo - biasanya ramai dengan Instagrammers - kosong tanpa turis.

Yang lain menggambarkan hutan bambu Arayshiyama yang indah disertai dengan beberapa tagar seperti #nopeople dan #nowisthetime.

Arashiyama telah menikmati banyak musim dingin yang dipenuhi oleh wisatawan yang sibuk selama beberapa tahun terakhir.

Namun, karena efek dari wabah virus corona, penduduk setempat melaporkan bahwa lingkungannya didatangi sedikit pengunjung pada tahun ini dibandingkan pada tahun lalu.

Sebagai akibatnya, situs pariwisata Arashiyama menyatakan bahwa penjaga toko siap menyambut pengunjung "dengan keramahan lebih dari biasanya."

"Baru-baru ini wilayah kami mengalami banyak bencana, seperti angin topan, banjir [dan] virus korona. Kami harus menjaga area kami," Shuichi Kato, juru bicara komunitas yang didedikasikan untuk mempromosikan pariwisata di Arashiyama, mengatakan kepada CNN Travel.

[Gambas:Instagram]

Turunnya angka turis

Kyoto, yang memiliki 17 Situs Warisan Dunia UNESCO, biasanya didatangi ribuan turis mancanegara setiap hari.

Seringkali, berita utama pariwisata dari Kyoto berfokus pada perilaku buruk - misalnya, kawasan bersejarah Gion tahun lalu mengatur soal fotografi sebagai tanggapan terhadap kasus wisatawan yang mengejar geisha dan mencoba untuk mengambil foto mereka tanpa izin.

Namun tahun ini, di tengah kekhawatiran wabah virus corona, tujuan populer Jepang itu telah melihat penurunan dalam jumlah wisatawan.

Bukan hanya Jepang yang terkena dampaknya - destinasi di seluruh Asia telah melaporkan berkurangnya populasi turis dalam persentase dua digit sejak wabah dimulai.

Pada Januari, China mengumumkan larangan perjalanan rombongan keluar negeri sebagai bagian dari perjuangannya untuk menghentikan penyebaran wabah virus corona, yang telah menewaskan 1.873 orang dan menginfeksi lebih dari 73 ribu orang di seluruh dunia.

Larangan perjalanan itu khususnya mempengaruhi Jepang, yang didatangi sekitar 9,6 juta pengunjung dari Tiongkok pada 2019 - sepertiga dari total kunjungan wisatawan negara di negara itu.

[Gambas:Video CNN]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER