SURAT DARI RANTAU

Pantang Panik Hadapi Virus Corona di Milan

Robby Izaty Ramadhan | CNN Indonesia
Minggu, 08 Mar 2020 17:00 WIB
Kota Milan yang tahun lalu didatangi 10,8 juta turis mancanegara kini mendadak sepi setelah virus corona datang di Italia.
Orang-orang mengenakan masker di sekitar Duomo Cathedral, Milan, Italia. (ANDREAS SOLARO / AFP)
Milan, CNN Indonesia -- Berkat beasiswa LPDP oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia, saya berkesempatan melanjutkan pendidikan di Italia.

Saya memilih Italia karena negara ini sejak dulu dikenal sebagai pusat kekuatan industri di Eropa bersama dengan Jerman dan Prancis, serta memiliki universitas 20 besar terbaik dunia dalam bidang teknik dan teknologi.

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan Master of Automation and Control Engineering di Politecnico di Milano.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Senin sampai Jumat saya sibuk kuliah. Karena universitas saya adalah course based, maka mayoritas waktu belajar digunakan di kelas.

Sepulang kuliah, kegiatan saya biasanya video call dengan keluarga dan bersua dengan anggota organisasi kemahasiswaan yang sedang diikuti.

Di akhir pekan jika sedang tidak ada tugas, saya biasanya menghabiskan waktu bersama teman-teman atau bersantai di apartemen bersama dua kawan saya orang asli Italia.

Bisa tinggal di Milan, yang notabene salah satu destinasi wisata populer di dunia, tentu saja menyenangkan. Ada banyak objek wisata, tempat kongko, dan festival seru yang bisa dijajal di sini.

Bagi yang gemar belanja, Milan sudah pasti wajib didatangi. Benar adanya jika kota ini disebut surga belanja, karena segala jenis gerai fesyen tersedia, mulai dari yang mewah sampai murah meriah.

Namun sebagai anak rantau, tentu saja saya harus tetap berhemat.

Jarang ada tempat tinggal dengan harga sewa yang murah di kota ini. Tapi jika jeli mencari, ada saja apartemen murah dengan harga bersaing.

Untuk urusan perut, sebisa mungkin saya makan di rumah. Lagipula biaya memasak jauh lebih murah plus porsinya lebih setara ketimbang jajan di luar.

Kota Milan dikunjungi 10,8 juta turis mancanegara sepanjang tahun lalu. Tentu saja setiap harinya kota ini selalu ramai oleh turis.

Tapi sejak wabah virus corona Covid-19 muncul dan banyak orang yang terinfeksi di regional Lombardy, area-area turis di Milan seperti di Duomo Cathedral dan tempat belanja sekitarnya mendadak sepi. Milan adalah ibukota regional Lombardy. 

Pantang Panik Hadapi Virus Corona di MilanKota Lombardy di Italia yang terlihat sepi setelah wabah virus corona datang. (Claudio Furlan/LaPresse via AP)

Saya mendapat informasi dari rekan yang tinggal di Roma - pusat wisata sejarah di Italia yang selalu ramai sepanjang tahun, kalau tempat-tempat wisata di sana saat ini juga jauh lebih sepi daripada biasanya.

Sebagai antisipasi, pemerintah Indonesia melalui KBRI Roma bekerja sama dengan PPI Italia, PPI di berbagai kota Italia, dan perwakilan WNI lainnya membuat forum koordinasi.

Forum tersebut bertujuan untuk meneruskan informasi mengenai himbauan dari pemerintah Indonesia kepada WNI di Italia.

Selain itu, forum juga bertugas mendata kembali semua WNI di berbagai kota di Italia untuk mengetahui kondisi terkini.

KBRI juga telah menyalurkan bantuan berupa masker kepada pelajar di Milan dan sekitarnya akibat kelangkaan masker yang terjadi.

Pantang Panik Hadapi Virus Corona di MilanArea kanal Naviglio Grande di Milan, Italia, yang terlihat lengang setelah kabar virus corona mewabah di Italia. (AP Photo/Luca Bruno)

Sempat terjadi kepanikan sejak pertama kali wabah corona muncul di Italia. Panic buying terjadi, sekolah sampai perkantoran diliburkan.

Perkuliahan saya sempat diliburkan selama dua minggu, kemudian diganti dengan kelas online sampai saat ini. Metode ini membutuhkan konsentrasi yang dobel dan menjadi tantangan bagi saya dan teman-teman yang biasanya langsung berdiskusi di kelas.

Kepanikan bisa terjadi karena awalnya banyak yang tidak mendapat informasi jelas mengenai dampak dan antisipasi Covid-19.

Pada akhirnya pemerintah kota Milan berhasil meminimalisir kepanikan atas wabah ini. Mereka menciptakan sebuah tagline yaitu Milano non si ferma, yang artinya Milano tidak berhenti.

Tagline ini menggambarkan bahwa warga Milan tidak takut dengan wabah Covid-19 dan dapat beraktivitas seperti biasa, tentunya sambil melakukan tindakan pencegahan yang disarankan.

Selain cuci tangan dan menjaga kesehatan, tetap tenang memang kunci utama bertahan di tengah wabah ini.

Pantang Panik Hadapi Virus Corona di MilanSuasana sepi di St. Mark's Square, Venesia, Italia, akibat wabah virus corona. (AP Photo/Francisco Seco)

Berdasarkan perhitungan pribadi, peluang untuk terinfeksi virus Covid-19 adalah 1 berbanding 2.000 di wilayah Lombardy. Sedangkan di seluruh wilayah Italia adalah 1 berbanding 10 ribu. Di Indonesia tentu jauh lebih kecil lagi.

Alasan lain yang membuat kita tidak perlu panik adalah Covid-19 memiliki tingkat fatalitas yang sangat rendah, khususnya untuk orang berusia dibawah 50 tahun, yaitu kurang dari 0,5 persen penderita yang tewas akibat virus ini.

Bahkan untuk rentang usia antara 20-29 tahun hanya 0,2 persen, sedikit lebih tinggi daripada flu musiman.

Kesimpulannya adalah peluang terpapar virus ini sangat rendah, dan kalaupun terinfeksi peluang untuk sembuh sangat tinggi.

Selesai menempuh pendidikan di Italia saya berencana pulang dan berkarier di Indonesia.

Untuk saya pribadi, senyaman apapun tinggal di luar negeri, tidak bisa dibandingkan dengan nyamannya tinggal di negeri sendiri.

Selain itu sebagai penerima beasiswa LPDP, saya memiliki keinginan untuk ikut berkontribusi bagi pembangunan Indonesia di masa yang akan datang.

Bagi pembaca CNNIndonesia.com yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perkuliahan atau panduan berwisata di Italia, silakan hubungi PPI Italia karena kami akan dengan senang hati memberikan informasi.

-

Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Tulisan yang dikirim minimal 1.000 kata dan dilengkapi minimal tiga foto berkualitas baik yang berhubungan dengan cerita. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi [email protected]

[Gambas:Video CNN]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER