Jakarta, CNN Indonesia -- Belum genap hitungan tiga bulan,
Kementerian Kesehatan mencatat ada 16.099 kasus
demam berdarah dengue (
DBD) sepanjang Januari hingga awal Maret 2020. Belasan ribu kasus itu mengakibatkan 100 jiwa kematian untuk skala nasional.
Data Kemenkes pada 2019 menunjukkan ada 137.761 kasus DBD dengan 917 orang meninggal. Angka ini meningkat dua kali lipat dibanding 2018 sebanyak 65.602 kasus. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (
WHO) memperkirakan terdapat 100 hingga 400 juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya.
Seorang yang tergigit dan terinfeksi Aedes aegypti akan merasakan satu atau lebih gejala demam berdarah. Beberapa di antaranya demam selama 3 hingga 7 hari, sakit kepala yang parah, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, nyeri otot dan sendi, diare, ruam pada kulit dan pendarahan mukosa yakni bisa pada hidung atau gusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Foto: CNN Indonesia/Anggit Gita Parikesit |
Sebelum merasakan gejala di atas, ada baiknya memikirkan antisipasi. Pencegahan dan kontrol demam berdarah bergantung pada langkah pengendalian yang efektif dan kebersihan lingkungan. Selain itu Anda juga perlu memikirkan cara untuk membasmi sarang perkembangbiakan nyamuk.
Berikut yang bisa Anda lakukan sebagai antisipasi dirangkum dari pelbagai sumber:
1. Pastikan kebersihan kamar dan rumahPencegahan sebaiknya dimulai dari diri sendiri, tempat tinggal, lantas lingkungan sekitar. Hindari menumpuk barang-barang tak perlu. Sebab kondisi tersebut akan berpotensi memungkinkan nyamuk Aedes aegypti bersarang atau berkembang.
Hindari pula menggantung terlalu banyak pakaian bekas pakai karena nyamuk menyukai aroma keringat manusia.
2. Batasi kembang-biak nyamukJangan biarkan ada air tergenang di sekitar Anda. Gemburkan tanah pada pot untuk mencegah tergenangnya air.
Kubur barang-barang yang dapat menampung air seperti plastik, ban bekas, drum, batok kelapa, pot, kaleng atau botol bekas yang sudah tak terpakai. Tutup seluruh wadah atau apapun yang bisa mengakibatkan genangan air seperti ember buangan AC, penadah hujan.
Untuk bak mandi, kuras setidaknya seminggu sekali untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di dalam rumah.
 Foto: CNN Indonesia/Safir Makki |
3. Siapkan lotion antinyamukUsapkan lotion antinyamuk pada kulit dan bagian tubuh untuk mencegah gigitan nyamuk. Waktu rawan nyamuk menyerang sekitar pukul 16.00 - 19.00.
Namun ingat, tak perlu mengoleskan lotion antinyamuk pada kulit yang luka, dekat mata atau mulut. Dan setelah itu jangan lupa mencuci tangan.
4. Lindungi tubuh dari gigitan nyamukKenakan celana panjang dan baju lengan panjang untuk menutupi kulit Anda. Bila perlu, pasang kelambu atau kasa nyamuk di tempat tidur, terutama untuk bayi.
5. Semprotan pembunuh seranggaUntuk berjaga, semprotkan obat pembunuh serangga di sudut-sudut gelap dalam rumah seperti di kolong tempat tidur, sofa, maupun di balik tirai.
6. Jangan biarkan tumbuhan padatPangkas pohon yang terlalu rimbun, buang seluruh daun yang berguguran dan sampah yang menumpuk, serta bersihkan kotoran yang menyumbat di talang atap.
Agar lebih yakin, Anda juga bisa menaburkan insektisida pembunuh serangga di selokan dan talang atap.
Saat musim hujan atau banjir, segera bersihkan rumah setelah air surut. Langkah ini perlu guna menghindari kondisi lembap, tumbuhnya jamur, dan bersarangnya nyamuk.
[Gambas:Video CNN] (nma/nma)