Jakarta, CNN Indonesia --
Bandung bukan cuma menyenangkan untuk liburan dan melihat-lihat pemandangan. Tapi liburan ke Bandung juga berarti
makan enak.
Bakso cuanki, nasi timbel, nasi tutug oncom, batagor, mungkin sudah biasa. Di Kota Kembang ini,Anda bisa menyicip berbagi kuliner nikmat tempoe doeloe dari peninggalan Belanda.
Pasalnya, kawasan Braga masih memiliki tiga toko kue yang masih menyajikan kue khas Belanda, dengan resep yang sama dengan resep pendirinya pertama kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Braga Permai (Maison Bogerijen)
 Foto: CNN Indonesia/Melani Putri |
Sejak awal abad 19, Braga Permai memang menyajikan berbagai kudapan khas belanda. Pada awal berdirinya, kafe restoran ini bernama Maison Bogerijen. Sejak awal berdiri, restoran ini sudah terkesan eksklusif sebab mereka memiiliki lisensi untuk membuat menu kerajaan
Belanda.
Selain itu, banyak kabar mengatakan bahwa Kerajaan Belanda dan Gubernur Jenderalnya berlangganan di restoran ini. Konon katanya, hanya Maison Bogerijen yang diperbolehkan membuat menu kerajaan di luar wilayah kerajaan Belanda.
Dengan membawa kebanggaan tersebut, pemilik Maison Bogerijen kala itu kemudian memasang lambang Kerajaan Belanda tepat di pintu masuk restoran. Hal ini menambah kesan eksklusifnya. Sayangnya, lambang itu sudah tak tersisa.
Ketika mengunjungi restoran ini, jangan lupa untuk menikmati mergyp, kue tart khas Belanda dengan lapisan krim putih dan meses di setiap ujungnya.
Mergyp meninggalkan rasa manis yang pekat di lidah, bahkan setelah lima menit. Bagi pecinta kudapan manis, yang satu ini jangan sampai terlewatkan. Satu potong Mergyp dibandrol dengan harga Rp18.000.
Selain Mergyp, Braga Permai juga menjual berbagai tart lainnya dengan harga yang terjangkau.
 Foto: CNN Indonesia/Melani Putri |
2. Sumber Hidangan (Het Snoephuis)
 Foto: CNN Indonesia/Melani Putri |
Terletak di sebelah selatan Braga, hadir toko roti dan es krim Sumber Hidangan. Begitu masuk toko, kesan jadul langsung terasa. Sumber Hidangan tidak banyak mengubah sisi dan bangunan toko, bahkan lantai.
Di toko ini, Ahda bisa merasakan suasana Braga abad 19. Sumber Hidangan dulunya bernama Het Snoephuis. 'Snoep' artinya hidangan manis, sedangkan 'huis' berarti rumah. Sesuai namanya, toko ini menjual aneka hidangan manis.
Masih banyak kudapan khas Belanda yang tersedia di sini, seperti Suiker Hagelslag, Kaastangel, Ananastaart, truffel, dan masih banyak lagi. Setiap Sabtu, Sumber Hidangan menyajikan menu khusus yaitu Ontbijt. Ontbijt merupakan roti manis dengan perpaduan kayu manis dan gula. Rasanya legit, dan mudah untuk ditelan karena teksturnya ringan.
Satu roti Onbyek dibandrol seharga Rp26.500. untuk menikmati Ontbijt, kamu perlu datang pada hari Sabtu, dan berebut dengan pembeli lainnya, karena roti ontbijt dibuat terbatas.
Selain roti, Sumber Hidangan juga menyajikan es krim legendaris. Es krim yang jual katanya merupakan es krim favorit anak-anak kecil Belanda pada 1929, biasanya anak-anak membeli langsung dengan uang jajan mereka karena harganya yang murah.
Ada berbagai rasa es krim yang dijual di Sumber Hidangan, es krim kopyor dan es krim maritsquino merupakan favorit. Satu porsi es krim dimulai seharga Rp14.000 hingga Rp32.000. Satu porsinya akan mendapat 2-3 scoop es krim. Sumber Hidangan buka Senin-Sabtu pukul 09.00-15.30 WIB.
 Foto: CNN Indonesia/Melani Putri |
3. Rasa Bakery and Cafe
 Foto: CNN Indonesia/Melani Putri |
Rasa Bakery and Café awalnya merupakan sebuah firma bernama C.H Hazes. Hazes adalah seorang pengusaha roti terkenal yang mengkhususkan diri pada permen dan gula. Sukses pada penjualan permen dan gula, Hazes kemudian melirik usaha baru yaitu membuat roti ontbijt yang menjadi favorit orang-orang pada masa itu.
Jauh sebelum tahun 1960, nama Hazes berubah menjadi PT Rasa, kemudian berubah menjadi Rasa Bakery and Café.
Rasa Bakery dan Café menjual beberapa kudapan Belanda legendaris, seperti Mergpijp, Amandelbrood, Saucijzbrood, Kippebrood. Satu kudapan di sini mulai harga Rp9.000. Selain kudapan, Rasa Bakery juga menjual es krim, kopi, dan makanan berat seperti pasta dan makanan Indonesia.
 Foto: CNN Indonesia/Melani Putri |
(mel/chs)