Jakarta, CNN Indonesia -- Madrid berubah menjadi kota hantu pada hari Sabtu (14/3) akibat toko-toko tutup dan jalan-jalan serta alun-alun sepi ketika Spanyol mencatat ratusan kasus baru virus corona COVID-19.
Suasana senyap terasa di ibu kota Spanyol itu, sama seperti di Roma, Dublin dan kota-kota Eropa lainnya ketika orang-orang mematuhi aturan pemerintah untuk tinggal di rumah demi membendung penyebaran penyakit itu.
Roma dan seluruh Italia telah dikunci sejak Kamis (12/3) dan wilayah Madrid, yang merupakan rumah bagi sekitar 6,6 juta orang, menerapkan hal yang sama pada hari Sabtu (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah setempat memerintahkan semua toko untuk tutup, kecuali supermarket dan apotek pada hari Sabtu selama dua minggu.
Berdiri di tepi alun-alun Puerta del Sol, salah satu landmark wisata utama Madrid, Paco Higueras sulit percaya betapa kosongnya tempat itu.
"Sungguh menyedihkan karena kita begitu terbiasa melihat kerumunan orang di sini," kata karyawan restoran itu, yang mengenakan sarung tangan dan masker untuk melindungi dirinya dari virus itu, kepada AFP.
Spanyol telah mencatat lebih dari 5.700 kasus virus corona yang menyebabkan 183 kematian, menjadikannya negara yang paling terpukul di Eropa setelah Italia.
Pusat ibukota Spanyol, yang bar dan restorannya biasanya penuh sesak di akhir pekan, sepi.
Di alun-alun Plaza Mayor yang megah, semua tempat kongko dan belanja ditutup.
Selain kendaraan polisi dan penyapu jalan kota, hanya beberapa wisatawan yang terlihat.
Tanda-tanda di pintu restoran dan bar menyatakan "Ditutup demi tanggung jawab sosial".
Supermarket penuhPelanggan apotek mengantre dengan jarak yang aman dari satu sama lain dan karyawan membagikan hand sanitizer untuk orang-orang setelah melakukan pembayaram.
Bisnis di restoran tempat Higueras bekerja anjlok hingga 80 persen minggu ini sebelum terpaksa ditutup.
"Kita harus menerima apa yang terjadi," katanya.
Elena Garcia Manes menentang rasa takut keluar rumah untuk mendonorkan darah demi menjawab permohonan sumbangan, karena stok di rumah sakit sudah menipis.
"Kami adalah empat teman sekamar dan ketika kami mendengar permohonan sumbangan itu, kami mengatur diri untuk datang," kata pria berusia 25 tahun itu, yang bekerja di sebuah agensi komunikasi, ketika ia berdiri di luar bus Palang Merah yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan darah di Puerta del Sol.
Seorang relawan Palang Merah, Khuni Hiko Shimizu, mengatakan sedikit orang yang datang.
Hanya supermarket yang terlihat sibuk karena penduduk ibukota Spanyol bergegas menimbun persediaan, meskipun distributor mengatakan tidak akan ada kekurangan selama periode penguncian.
Rak-rak yang didedikasikan untuk kertas toilet, pasta, dan makanan kaleng terlihat kosong di banyak supermarket.
Turis terjebakWisatawan merasa terjebak di kota di mana semua museum besar, termasuk Prado, yang menampilkan karya agung Francisco Goya dan Diego Velazquez, serta Reina Sofia, rumah bagi mahakarya anti-perang Pablo Picasso "Guernica", telah ditutup.
"Kami tidak berharap semuanya akan ditutup dalam semalam," kata Xenia Damianaki, seorang turis Yunani yang tiba pada hari Kamis bersama suami dan putrinya.
Dia sekarang khawatir bahwa pihak berwenang akan "menutup perbatasan" dan akan berusaha untuk pulang secepatnya.
Pusat bersejarah Roma sekali lagi hampir sepenuhnya kosong pada hari Sabtu, dengan bus-bus kosong di antara beberapa kendaraan di jalan.
Keheningan dipecahkan oleh Basilika Santa Maria di Trastevere yang akan membunyikan lonceng pada pukul 20.00, bersama dengan semua gereja lain di kawasan itu, "demi solidaritas dan doa" untuk semua yang mengalami wabah virus corona.
Di Irlandia, sementara itu, sekolah dan universitas tutup sejak Kamis pekan lalu hingga dua minggu, sementara pertemuan massal dilarang dan jarak sosial - termasuk pekerjaan jarak jauh - sangat direkomendasikan.
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)