Jakarta, CNN Indonesia -- Satu perusahaan bergegas memperbanyak armada pengirimannya. Perusahaan lain telah melihat penjualan naik tiga kali lipat. Pandemi global virus corona COVID-19 telah menyebabkan jutaan orang tak bisa menjangkau bar, restoran, dan bioskop, tetapi ini merupakan masa keemasan bagi toko ganja di Amerika Serikat.
Pengguna ganja terbesar di negara itu, California, ramai-ramai menyetok persediaannya demi menikmati
lockdown yang lebih tenang serta mengurangi kepanikan atas kekhawatiran COVID-19.
Selain di California, toko ganja di New York dan San Francisco masih tetap buka dengan izin khusus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan penjualan juga dirasakan para pedagang di Colorado dan Washington, menurut perusahaan data ganja, Headset, seperti yang dikutip dari AP News pada Selasa (31/3).
Toko-toko ganja yang disebut apotek, dengan cepat mengakomodasi pelanggan yang waspada terhadap virus, meningkatkan pilihan pengiriman dan pengambilan barang.
Di California, perusahaan pengiriman online Eaze mengatakan volume pesanan melonjak hingga 38 sampai 50 persen sejak penetapan
lockdown.
CEO Glass House Group, Kyle Kazan membeli beberapa unit mobil Prius untuk memperbanyak moda pengiriman demi memenuhi permintaan.
Dengan banyak konsumen yang enggan keluar rumah karena takut tertular virus corona, mempraktekkan jarak sosial, atau diperintahkan untuk tetap berada di dalam oleh pemerintah, "kita harus membawa toko itu kepada mereka," kata Kazan, yang perusahaannya juga memiliki kebun serta empat dispenser ganja di California.
"Ini tidak jauh berbeda dari sistem kerja Amazon," kata Kazan.
Di The Herbery, yang mengoperasikan dua toko di Vancouver, Washington, penjualan telah melonjak sekitar 30 persen, ketika Gubernur Jay Inslee mengumumkan penutupan sekolah secara luas dan langkah-langkah lain untuk menangani wabah tersebut.
Satu tokonya melihat penjualan berlipat ganda dalam satu hari, kata sang pemilik Jim Mullen.
"Orang-orang membeli empat atau lima paket, bukan satu atau dua," katanya.
"Orang-orang bertanya berapa batasan hukumnya. Kami melihat pembelian dalam jumlah besar."
Di California, di saat banyak toko telah dipaksa menutup pintu atau membatasi penjualan karena kekhawatiran kesehatan, tetapi toko-toko ganja tetap buka karena dianggap penting.
Hal yang sama juga terjadi di New York.
Operator dispenser ganja, Etain telah melihat lebih banyak orang yang membeli pasokan ganja untuk 30 hari, bukannya mingguan.
Dengan peningkatan jumlah pesanan yang signifikan, perusahaan milik keluarga menambah jadwal pengiriman. Pembeli juga diminta membuat daftar janji untuk membeli atau mengambil ganja, sehingga tak terjadi kerumunan.
 Antrean pembelian ganja di The Green Cross, San Francisco, Amerika Serikat. (AP Photo/Haven Daley) |
Penjualan ganja di tengah wabah virus corona menandai kemenangan bagi legalisasi ganja di California yang berusia 27 bulan.
Sebelumnya ada kekhawatiran kalau toko ganja ilegal bakal menang banyak jika izin toko ganja legal ditutup.
San Francisco sebelumnya menutup toko ganja di tengah pandemi corona, namun kini sudah membukanya kembali.
"Saya sangat berterima kasih bahwa mereka telah membukanya, arena saya berurusan dengan anxiety dan saya tahu banyak orang yang benar-benar bergantung pada pengobatan mariyuana," kata Jackie Cornelius, seorang pelanggan yang berbelanja di apotek The Green Cross.
CEO Ganja Goddess, Zachary Pitts, mengatakan pihaknya terus melindungi karyawan dari risiko penularan saat bekerja, mulai dari menyediakan hand sanitizer untuk karyawan bagian pengantaran hingga membatasi jumlah pembeli yang datang ke toko.
Sementara itu, California telah mengizinkan apotik untuk menyediakan pickup pengambilan barang di pinggir jalan, semacam drive-thru yang sebelumnya dilarang.
Di tengah krisis kesehatan, pickup pinggir jalan "jauh lebih preventif," kata pemilik apotek di Los Angeles, Jerred Kiloh, yang menutup toko dan mendirikan
drive-thru di Ventura Boulevard yang sibuk.
"Bayangkan Anda benar-benar mengubah seluruh struktur bisnis Anda dalam 24 jam," kata Kiloh, yang mengepalai United Cannabis Business Association.
Di Vancouver, Washington, jumlah pertokoan dan pelanggan yang masuk ke dalam dibatasi, sehingga orang terkadang harus menunggu di luar selama lima atau 10 menit.
"Kami menempatkan hand sanitizer di kasir karena kami menangani uang tunai setiap hari," kata pemilik Mullen.
[Gambas:Video CNN] (ap news/ard)