Hidup dengan diabetes akan membuat seseorang kesulitan untuk mengontrol kadar gula darah. Pada beberapa kasus, kadar gula darah kerap melonjak pesat di pagi hari.
Peningkatan kadar gula darah yang kerap terjadi di pagi hari dikenal dengan istilah 'fenomena fajar'. Kondisi ini umum terjadi pada penderita diabetes, khususnya diabetes tipe-2.
Dalam kondisi normal, pada pagi hari, tubuh akan melepaskan glukosa yang disimpan di hati untuk membentuk energi yang dibutuhkan. Namun, orang dengan diabetes tak bisa memanfaatkan gula darah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, kadar gula darah normal berada antara 70-130 mg/dl. Jika Anda memiliki kadar gula darah yang berada di atas angka tersebut di pagi hari secara konsisten, maka Anda mengalami fenomena fajar.
Ahli endokrinologi Joseph Barerra mengatakan, gula darah umumnya mencapai puncaknya sekitar 2-3 jam sebelum bangun. Angka itu bisa tetap tinggi saat Anda terbangun di pagi hari. Fenomena fajar, lanjutnya, berkaitan dengan siklus tidur seseorang.
"Anda harus berbicara dengan dokter jika secara teratur mengalami kadar gula darah yang tinggi di pagi hari," kata Barrera, mengutip Insider.
Adapun beberapa gejala yang memperlihatkan peningkatan gula darah di antaranya tubuh terasa lemas, sering merasa haus, penglihatan buram, sakit kepala, kesemutan, dan nyeri pada bagian perut.
Penyakit diabetes pada orang yang mengalami fenomena fajar sering kali bertambah parah seiring berjalannya waktu. Fenomena fajar kerap dianggap sebagai indikator bahwa penyakit diabetes yang diidap semakin berkembang.
Dokter umumnya akan membuat rekomendasi untuk mengubah rejimen pengobatan yang dapat membantu Anda menghindari hiperglikemia di pagi hari atau saat bangun tidur.
"Gula darah tinggi di pagi hari umumnya dapat diatasi dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, dan penyesuaian dalam pengobatan," kata Barrera.
Berikut beberapa cara untuk menghindari fenomena fajar:
1. Hindari atau batasi asupan karbohidrat di malam hari.
2. Lakukan olahraga sebelum tidur, seperti berjalan kaki setelah makan malam.
3. Beri jeda waktu yang cukup lama antara waktu makan terakhir dan waktu tidur.
"Orang yang mengalami fenomena fajar juga disarankan untuk mengonsumsi insulin sebelum tidur," kata Barrera. Namun, hal tersebut harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan efek negatif.
(asr)