Jakarta, CNN Indonesia -- Era pandemi
Covid-19 memaksa orang untuk banyak menatap layar
gawai demi bersosialisasi. Namun, penggunaan gawai yang kurang tepat justru bisa berdampak negatif.
Tak hanya untuk berkomunikasi, gawai kini digunakan untuk berbagai aktivitas virtual, mulai dari berolahraga, belanja, hingga men-
scrolling halaman media sosial yang bikin ketagihan.
Sebuah riset yang diterbitkan dalam
JAMA Paediatrics menemukan, anak muda yang banyak menghabiskan banyak waktu di depan layar lebih rentan mengalami gejala depresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana cara agar aktivitas gawai tak sampai menimbulkan kerugian? Berikut melansir
The Independent.
1. Kualitas melebihi kuantitas
Platform media sosial menjadi jalur utama untuk menjaga kehidupan sosial di masa karantina ini. Media sosial membuat seseorang merasa tetap terhubung dengan lingkungan sosialnya.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar masyarakat bisa lebih sadar akan waktu yang dihabiskan di depan layar setiap harinya. Khususnya bagi anak-anak, di mana orang tua harus turut berperan.
Becca Cawthorne dari Childnet International menyarankan, alih-alih membatasi waktu penggunaan, orang tua disarankan untuk rajin mengecek apa yang dilakukan anak dengan gawai atau jaringan internet.
2. Mengawasi penggunaan media sosial
Media sosial secara menakjubkan bisa menyatukan banyak orang, terlebih dalam masa sulit seperti ini. Namun di sisi lain, media sosial pula yang mampu memancing kepanikan.
Jika Anda merasa cemas saat mengakses media sosial, Mental Health Foundation menyarankan Anda untuk mengatur aktivitas di platform media sosial seperti Twitter dan Facebook.
"Apakah ada akun atau tagar tertentu yang meningkatkan kekhawatiran atau kecemasan Anda? Pertimbangkan untuk berhenti mengikuti tagar atau akun yang kerap membuat Anda cemas," sebut Mental Health Foundation.
3. Memperhatikan dampak membaca berita
Hal yang sama juga berlaku saat Anda mengakses berita. Aliran informasi yang tak terbendung bisa membuat Anda kewalahan.
"Coba untuk mengurangi seberapa banyak Anda menonton, membaca atau mendengarkan berita yang membuat Anda merasa cemas dan tertekan. Carilah informasi terbaru pada waktu tertentu dalam sehari, sekali atau dua kali sehari, jika diperlukan," kata WHO.
(els/asr)
[Gambas:Video CNN]