Jakarta, CNN Indonesia -- Bavaria pada hari Selasa (21/4) membatalkan penyelenggaraan Oktoberfest yang ikonik untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II.
Pembatalan festival bir tahunan itu kembali memukul industri bir di Jerman, yang sebelumnya telah mengalami krisis penjualan akibat dihantui pandemi virus corona.
Oktoberfest yang biasanya berlangsung setiap akhir September hingga Oktober biasanya didatangi lebih dari 6 juta orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kini penyelenggaraan dianggap berbahaya "selama tidak ada vaksin", kata perdana menteri negara bagian Bavaria, Markus Soeder.
Bahkan dengan aturan penggunaan masker dan jarak sosial, ancaman penularannya masih terlalu tinggi.
"Hidup dengan virus corona berarti hidup dengan penuh kehati-hatian," katanya.
Tahun ini menandai pertama kalinya Jerman harus membatalkan Oktoberfest sejak perang dunia terakhir.
Pada tahun 1854 dan 1873 penyelenggaraan Oktoberfest juga sempat dibatalkan karena pandemi kolera.
Identitas nasionalDari petani hop hingga pemilik pabrik bir, tahun ini industri bir Jerman menatap musim yang muram.
Namun pembatalan Oktoberfest adalah pukulan dahsyat yang meluas ke sektor kuliner dan perhotelan.
Adolf Schapfl (58) memiliki ladang seluas 80 hektare di Hallertau, desa kecil Bavaria di mana 90 persen hop Jerman ditanam.
 Bunga Hop. (iStockphoto/jeka1984) |
Bunga Hop umumnya digunakan sebagai perasa dan penstabil rasa bir, di mana mereka menambah rasa pahit dan asam.
Pertengahan April biasanya merupakan waktu di mana bunga hop tumbuh, sebelum dipanen pada bulan Agustus.
"Tahun ini, saya tidak punya pekerja untuk mengurus ladang," katanya.
Lebih dari seribu petani hop di Hallertau masih menunggu pekerja musiman tiba dari Polandia dan Rumania.
Akibat perbatasan Eropa ditutup untuk membatasi penyebaran virus corona, banyak pekerja yang terjebak di rumah.
Schapfl, yang juga presiden dari Asosiasi Petani Hop Jerman, biasanya akan memiliki sekitar 20 pekerja Polandia di ladangnya saat ini. Sekarang, hanya ada empat.
Wilayah ini secara keseluruhan membutuhkan sekitar 10 ribu pekerja.
 Keriaan Oktoberfest di Munich pada tahun 2017. (AFP PHOTO / Christof STACHE) |
Kekurangan bir"Saya tidak ingin dramatis, tetapi tanpa panen, risiko bagi kami adalah kebangkrutan, dan bagi Jerman, kekurangan bir pada tahun depan," kata Schapfl.
Orang Jerman minum rata-rata 102 liter bir pada 2018 - di Eropa, orang Austria dan Ceko minum lebih banyak.
Sektor ini sedang dalam diskusi dengan pemerintah, yang telah mengizinkan pekerja panen musiman lainnya untuk diterbangkan ke Jerman dengan penerbangan carter khusus.
Situs lowongan pekerjaan untuk ladang hop juga telah diluncurkan di Jerman.
"Ini pekerjaan yang sulit, tapi saya harap itu berhasil," kata Schapfl.
Sementara itu, ketiga anaknya yang sudah beranjak dewasa kini ikut turun tangan membantunya di ladang.
 Parade Oktoberfest di Munich pada tahn 2017. (AFP PHOTO / CHRISTOF STACHE) |
Pabrik bir dalam kesulitanBeberapa kilometer dari ladang Schapfl, pembuat bir Andreas Weber (25) ikut khawatir akan krisis ini.
Dengan restoran dan bar ditutup dan semua festival musim panas dibatalkan, pekerja di Urban Chestnut Hallertau Brewery ini mengatakan jumlah permintaan akan bir artisan menurun.
"Kami bukan yang paling parah terkena dampaknya karena hanya 10 atau 15 persen dari produksi kami dipasarkan. Tetapi jika ini berlangsung selama beberapa bulan lagi, situasi akan bertambah rumit," katanya.
Di ruangan di mana hop difermentasi dalam kuali besar, tidak ada metode yang berubah.
"Jangan khawatir, kami masih produksi," Weber tersenyum, mengambil gelas untuk mencicipi birnya langsung dari sumbernya.
Namun, penurunan produksi telah memaksa pabrik untuk memotong jam kerja tiga karyawannya - seperti di banyak 1.600 pabrik bir lain di Jerman.
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)