Alasan Psikologi di Balik 'Lupa Hari' Saat Karantina Corona

CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2020 19:23 WIB
Questions about the Wednesday , too many question marks
Setelah dimulainya masa PSBB dan karantina akibat pandemi virus corona, banyak orang yang jadi lupa hari. Ada alasan di balik semua hal itu. (Istockphoto/ Altayb)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekarang hari apa? Memang besok libur?

Lupa? Tenang Anda tak sendirian. 

Pertanyaan itu sangat familiar akhir-akhir ini, terutama setelah dimulainya masa PSBB dan karantina akibat pandemi virus corona. Tiap hari serasa tidak ada beda. Bahkan bisa saja yang tidak sadar malah bablas bekerja di hari libur. Psikolog dan profesor emeritus di University of Florida, Sherry Benton mengatakan ini memang terjadi kapanpun orang mengalami perubahan besar dalam rutinitas hariannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita terbiasa dengan sejumlah struktur pada hari-hari kita. Pergantian ke kerja dari rumah merusak struktur ini," kata Benton mengutip dari Huffington Post.

Tak heran Anda terus-terusan merasa bingung saat ditanya soal hari. Berikut alasannya.

1. Perubahan rutinitas

Sebelum karantina, tujuh hari yang Anda jalani terdiri dari aktivitas beragam. Senin ada meeting dengan klien, Selasa memenuhi undangan sekolah untuk rapat wali murid, malam Minggu dihabiskan untuk menonton DVD bersama pasangan. Tanpa sadar, Anda mengenali hari lewat aktivitas-aktivitas ini.

"Tanpa perbedaan-perbedaan ini, semua hari terasa sama, dan susah untuk melacaknya," kata Zainab Delawalla, psikolog klinis yang berbasis di Atlanta.


2. Tak ada batas jelas antara jam kerja dan istirahat

Work from home berarti Anda tak akan butuh waktu untuk berkendara hingga ke kantor. Saat di kantor, Anda seolah berada dalam mode bekerja dan di rumah adalah mode istirahat.

"Jika Anda sekarang bekerja dari rumah dan tak ada yang membedakan apa yang terjadi saat akhir pekan, tak ada perubahan yang signifikan sehari-hari," jelas psikolog Rebecca Leslie.

3. Kerja lebih lama dari biasanya

Sebagian klien Leslie bekerja melebihi jam kerja sebelum karantina. Ada rasa takut kehilangan pekerjaan karena kurang giat bekerja. Kalau jam kerja nyaris konsisten bahkan hingga malam, ini bisa membuat Anda bingung perihal hari.


4. Banyak menghabiskan waktu di depan layar

Selama di rumah, hari-hari Anda diisi dengan layar monitor. Saat bekerja, Anda banyak di depan laptop. Saat jam makan atau istirahat, dimanfaatkan untuk mencari hiburan lewat tayangan televisi, menonton film di laptop atau menghabiskan waktu dengan mengakses media sosial. Padahal sinar biru dari monitor bisa mengganggu jam biologis tubuh.

"Dan dengan banyak waktu yang dihabiskan di dalam ruangan, kita membatasi paparan terhadap cahaya natural, yang mana penting sebagai faktor eksternal untuk pengaturan jam biologis tubuh," kata Delawalla.

Ilustrasi work from homeFoto: Barn Images
Ilustrasi work from home


5. Jadwal tidur kacau

Begadang sepertinya jadi aktivitas yang tak asing lagi dilakukan. Anda tak harus mengejar kereta pagi atau melalui perjalanan panjang dari Bekasi ke Jakarta. Jam tidur 'molor' pun dilakoni tanpa beban. Tak hanya itu, meski sudah terbangun bisa saja Anda tak segera beranjak dari kasur.

Saat jadwal tidur terganggu, jam biologis tubuh pun terganggu yang mana ini berkontribusi pada rasa bingung.

"Tidak bangun pada waktu yang sama setiap hari juga dapat mengakibatkan distorsi dalam bagaimana kita mengenali waktu, karena itu mengakibatkan beberapa hari jauh lebih pendek atau lebih lama daripada yang lain," jelas Delawalla. (els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER