Jakarta, CNN Indonesia --
Lord of Broken Heart, Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5) di Rumah sakit di Solo. Pria bernama asli Dionisius Prasetyo ini lahir pada 31 Desember 1966.
Di dunia hiburan, Didi Kempot dikenal dengan lagu-lagu campur sari dengan lirik berbahasa Jawa yang bernada patah hati. Inilah awal mulanya Didi dikenal sebagai
lord of broken heart oleh para fansnya, Sobat Ambyar.
Dalam tiap penampilannya, pria berambut panjang dan keriting ini hampir selalu memakai baju adat Jawa Tengah, beskap dan blangkon. Penampilan ini selalu identik dengan Didi. Jika tak tampil dengan baju ini, dia selalu tampil rapi dan tak
neko-neko dengan kemeja, jas batik, ataupun batik lengan panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baju adat Jawa Tengah yang dipakai Didi Kempot dikenal dengan beskap. Beskap yang dipakainya biasanya beraneka warna, tak cuma hitam. Beberapa kali dia memakai warna merah, biru, putih atau oranye.
Beskap dipakai lengkap dengan kain jarik batik dan juga blangkon. Gaya busana yang dipakai Didi sebenarnya merupakan bagian dari baju adat Jawa Tengah yang disebut dengan Jawi Jangkep. Namun pada Jawi Jangkep atau berarti Jawa Lengkap, Didi tak menambahkan aksesori seperti keris dan bunga melati di leher. Dia juga menggunakan beskap biasa tanpa adanya tambahan motif bunga. Biasanya Jawi Jangkep ini dipakai oleh para pengantin.
Beberapa kelengkapan baju Jawa yang sering dipakai Didi saat manggung adalah beskap , blangkon sebagai penutup kepala, jarik batik untuk menutup bagian bawah badan, stagen sebagai pengikat jarik agar tidak lepas, keris dan selop (alas kaki). Pakaian adat ini biasanya dipakai untuk acara resmi, pernikahan atau pada saat upacara adat.
Beskap sendiri sebenarnya merupakan busana mirip jas yang diadaptasi dari Belanda. Beskap berasal dari kata
beschaafd yang berarti berkebudayaan.
 Foto: Didi Kempot Official Didi Kempot |
Beskap sering disebut juga jas tutup, berkerah tinggi seperti baju koko. Bagian depannya memiliki potongan asimetris dan bagian kancingnya juga dibuat menyamping.
Busana atasan ini diperkenalkan pada akhir abad ke-18 oleh kalangan kerajaan di wilayah Vorstenlanden namun kemudian menyebar ke berbagai wilayah pengaruh budayanya.
Mengutip berbagai sumber, busana Jawa termasuk beskap memiliki artinya sendiri yang sarat dengan kehidupan. Istilah ini dikenal sebagai
piwulang sinandhi, ajaran tersirat dalam filosofi Jawa.
Kancing pada beskap melambangkan semua tindakan yang diambil harus diperhitungkan dengan cermat jangan sampai merugikan orang lain.
[Gambas:Instagram]Sabuk kain yang diikatkan ke tubuh melambangkan ketekunan untuk berkarya. Sabuk yang disebut
ubed (karena pemakaiannya dilingkarkan atau
diubet ke tubuh) ini juga melambangkan bahwa manusia harus selalu
ubed (bekerja tekun dan sungguh dan gigih).
Sedangkan jarik atau kain batik seperti yang dipakai Didi Kempot bermakna agar manusia tak mudah iri (serik atau sirik) dengan orang lain.
(chs)
[Gambas:Video CNN]