Jakarta, CNN Indonesia -- Penyanyi
campursari Dionisius Prasetyo alias
Didi Kempot meninggal di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo pada Selasa (5/5) pagi. Penyanyi yang dikenal sebagai The Godfather of Broken Heart itu memang telah berpulang, tapi karya-karyanya masih 'hidup' di benak para penggemarnya.
Didi masyhur dengan lagu-lagu bertema patah hati. Salah satu yang sering dinyanyikan adalah 'Pamer Bojo'.
"
Dudu klambi anyar sing neng njero lemariku. Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku (Bukan baju baru yang ada di dalam lemariku. Tapi pasangan baru yang kamu pamerkan padaku)," demikian penggalan lirik lagu yang diciptakan pada 2013 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya-karya Didi Kempot jadi pilihan dalam deretan lagu yang menemani sebagian orang kala remuk hatinya. Apa sebab orang yang sedih justru memilih lagu yang sedih pula?
 'The Godfather of Broken Heart', Didi Kempot saat memeriahkan acara Harlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino) |
Beberapa orang diketahui memilih mendengarkan lagu berdasarkan pada suasana hati. Studi yang diterbitkan pada
Journal of Consumer Research pun mendapati hal serupa. Penelitian pada 2013 ini menunjukkan, orang memang memilih musik berdasarkan pengalaman yang baru dialami.
Maka tak keliru jika daftar putar lagu di beberapa platform pemutar musik turut dikelompokkan berdasar masing-masing suasana hati. Yang menarik, dalam kondisi sedih akibat patah hati, orang justru memilih mendengarkan dan memutar lagu-lagu patah hati dibanding mencari pundak untuk sandaran menangis.
"Preferensi musik kita menunjukkan betapa komunal kita. Musik yang ingin kita dengarkan juga sangat mirip dengan orang yang kita inginkan. Selain itu, musik yang ingin kita dengarkan dipengaruhi oleh bagaimana kita diperlakukan oleh orang lain," jelas Chan Jean Lee, peninjau studi dari Korea Advanced Institute of Science and Technology, mengutip dari
Everyday Health.
 Ilustrasi: Patah hati merupakan rasa kehilangan yang membangkitkan perasaan lain, sementara lagu sedih menurut terapis adalah salah satu yang bisa menambal perasaan 'gerowong' tersebut. (Foto: dangquocbuu/Pixabay) |
Menurut terapis Cristalle Sese, patah hati adalah rasa kehilangan. Pengalaman kehilangan pun membangkitkan perasaan lain yang menyertainya seperti, kebingungan, penyangkalan (denial), marah, depresi, dan putus asa. Semua kekacauan ini bisa memperbesar keinginan orang untuk mencari kenyamanan, dukungan dan pengertian. Lagu patah hati, termasuk lagu patah hati karya Didi Kempot, bisa menjawab kebutuhan ini.
Ada dua hal yang ia garis bawahi yakni lagu patah hati punya 'ramuan' untuk mengurangi rasa sakit sekaligus menguatkan.
"Selama bertahun-tahun, peneliti meriset efek penghilang rasa sakit dari musik, dan untuk alasan bagus: sejumlah besar penelitian mendukung gagasan bahwa musik dapat memiliki efek positif pada pendengar yang merasakan sakit," tulis Sese di laman
Good Theraphy.
Sebuah studi, menginvestigasi mekanisme di balik dampak musik dalam mengatasi rasa sakit. Studi yang diterbitkan pada 2010 ini meminta para partisipan untuk mendengarkan musik yang mampu menggerakkan mereka. Dengan memanfaatkan MRI, peneliti menemukan peningkatan dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam penghargaan dan kesenangan di otak saat partisipan tersentuh oleh musik yang mereka pilih. Dopamin justru mulai meningkat ketika partisipan tahu mereka akan tiba pada bagian terpedih dari lagu.
Tak heran, mendengarkan lagu patah hati malah mendatangkan rasa tenang. Ini semua boleh jadi akibat dopamin.
Selain itu, lagu patah hati juga disebut sekaligus jadi penguat. Mengapa? Menurut Sese, kadang orang patah hati sulit mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Emosi yang intens membuat orang merasa 'hilang' tanpa bisa berkata-kata. Dalam kondisi ini, lirik lagu pun bisa jadi sarana untuk membantu orang mengartikulasikan apa yang ia rasakan.
"Lirik lagu dapat memunculkan pikiran yang tidak terselesaikan, tidak terucapkan, dan tidak diketahui ke permukaan dan membawa Anda lebih dekat untuk memahami apa yang terjadi di dalam diri Anda," jelas Sese.
"Selain menyadari bagaimana perasaan Anda, bisa jadi sangat kuat untuk mendengar seseorang mengungkapkan pikiran dan perasaan yang serupa dengan Anda."
(els/nma)
[Gambas:Video CNN]