Jakarta, CNN Indonesia -- Bangunan Masjid Sancaklar yang berada di Buyukcekmece, Istanbul, Turki, seakan terpendam di dalam tanah. Hanya bebatuan bertingkat yang terlihat dari luar.
Masjid Sancaklar menjadi salah satu masjid kebanggaan Turki, selain deretan masjid lain yang sudah lebih dulu populer di dunia, seperti Masjid Biru atau Masjid Sultanahmet, Masjid Kocatepe, dan Masjid Abdülhamid Han.
Arsitekturnya yang unik membuat Masjid Sancaklar ramai pengunjung, baik yang datang untuk beribadah maupun untuk mengagumi rancangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling saya sukai dari masjid ini adalah kesederhanaannya, itu fitur utamanya," kata Ali Elmaci, imam masjid, seperti yang dikutip dari AP pada Rabu (20/5).
"Banyak orang yang baru pertama kali datang tidak menyadari kalau ada masjid di sini. Suatu hari ada seorang pria yang duduk-duduk di tangga. Ia sangat kaget begitu diberitahu ada masjid di sebelahnya," lanjutnya.
Di tengah pandemi virus corona, Masjid Sancaklar tetap ramai oleh jemaah - yang sebagian besar datang mengenakan masker dan menjaga jarak.
Turki telah memberlakukan jam malam pada akhir pekan dan liburan nasional, alih-alih penutupan penuh, yang dikhawatirkan berdampak pada runtuhnya perekonomian negara.
Masjid Sancaklar membuka pintunya pada Januari 2014. Arsiteknya, Emre Arolat, memenangkan Penghargaan RIBA (Institut Kerajaan Arsitek Inggris) dalam kategori bergengsi International Excellence pada tahun 2018.
Arolat menggambarkan ciptaannya sebagai ruang 'murni' yang memungkinkan jemaah memusatkan perhatian pada hubungan mereka dengan Sang Maha Pencipta.
"Masjid Sancaklar amat berbeda dengan masjid yang dibangun di era Ottoman. Masjid ini sengaja dibangun sederhana, seperti filosofinya. Tidak ada dekorasi yang berlebihan. Strukturnya juga mengikuti alam di sekitarnya yang berbukit," kata Arolat.
 Ruangan di dalam Masjid Sancaklar. (iStockphoto/okanmetin) |
Ini adalah proyek masjid pertama Arolat. Dia mengatakan butuh tiga tahun untuk menyelesaikan konsep hingga konstruksi.
Masjid ini dibangun dengan dua bahan utama: beton dan batu. Satu-satunya hiasan di dalamnya hanyalah karpet buatan tangan perajin di Turki.
Ugur Tanyeli, seorang sejarawan arsitektur, mengatakan Sancaklar "mengundang kita untuk memikirkan kembali konsep masjid, atau gagasan masjid".
"Strukturnya bahkan tidak memiliki eksterior. Tidak juga memiliki menara dan balkon," katanya.
Masjid Sancaklar telah dirancang sedemikian rupa sehingga untuk pertama kalinya meski masih terpisah, wanita bisa salat setingkat dengan pria.
"Di sini, pria dan wanita bisa beribadah secara berdampingan walau tetap terpisah. Saya bisa mengatakan konsep ini mewakili sudut pandang baru; sebuah eksperimen menuju kesetaraan gender di dunia Islam yang tidak ada di tempat lain," kata Tanyeli.
Muslim di seluruh dunia sedang bersiap untuk merayakan Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadhan.
Langkah-langkah ketat untuk membendung virus corona membuat banyak orang tidak akan dapat merayakan Lebaran dengan ibadah di masjid atau berkumpul dengan keluarganya.
Pada hari Senin (18/5) Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan jam malam empat hari selama liburan Idul Fitri di seluruh 81 provinsi Turki.
Turki biasanya merayakan Idul Fitri selama tiga hari. Idul Fitri tahun ini jatuh 24-26 Mei. Penguncian akan dimulai 23 Mei.
Erdogan mengumumkan bahwa masjid akan dibuka kembali untuk salat dua hari mulai tanggal 29 Mei, yang akan dilakukan dalam aturan jarak sosial.
Kementerian Kesehatan Turki mengumumkan 31 kasus kematian baru akibat virus corona hingga Senin, terendah sejak akhir Maret.
Turki memiliki 151.615 kasus virus corona, dengan total 4.199 kematian hingga Rabu (20/5).
[Gambas:Video CNN] (ap/ard)