Jakarta, CNN Indonesia -- Pelbagai problem yang mendera mulai dari utang, pergulatan dengan
kesehatan mental, krisis dan
perubahan iklim hingga kini, wabah
virus corona menunjukkan bahwa hidup memang bukanlah sesuatu yang patut ditertawakan.
Tapi bagi mereka yang berusia di bawah 30 tahun, cara terbaik menjaga kewarasan adalah dengan menjadikan semua hal di atas sebagai bahan lelucon belaka. Humor tak jarang berseliweran secara daring di media sosial bisa berupa meme atau unggahan lelucon lain.
"Kami bercanda, bahwa kami mengunggah sesuatu karena tidak ada dari kami yang mampu melakukan terapi," kata seorang anggota grup obrolan Twitter, Chuck Wentzell seperti dikutip dari
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengunggah sesuatu atau membuat lelucon tentang masalah-masalah itu terkadang membuat semua itu seperti tak betul-betul sedang kami hadapi, sehingga jadi lebih mudah dikelola," ungkap seorang guru sains dari sekolah menengah di New Haven, Connecticut kepada
AFP.
Meski, gaya humor atau lelucon yang ditampilkan itu tidak selalu sesuai dengan selera semua orang. Bahkan beberapa orang barangkali menganggap itu aneh atau tidak lucu. Tapi bagi anak-anak muda pengguna media sosial, lelucon yang diunggah oleh orang lain dapat membantu mengurangi rasa frustrasi.
Akademisi, Peter McGraw menjelaskan, lelucon merupakan produk besar cermin 'jarak psikologis'--sebuah perlakuan yang secara mental memberikan perspektif pada pembuat lelucon untuk melihat masalah hidup melalui kekonyolan.
"Sebuah lelucon membuat momen menjadi lebih bisa ditanggung, momen yang dapat diterima membuat lelucon itu lebih mungkin, dan seterusnya," jelas McGraw.
Seperti bermeditasi dan membersihkan rumah, lelucon memberikan Anda kendali terhadap dunia yang seolah tampak tak terkendali.
Pada akhirnya, lelucon bisa jadi cara bagi anak-anak muda untuk mengekspresikan rasa frustrasinya terhadap dunia. Dengan cara mengolok-olol masalah, mereka dapat melakukan kontrol dan mengurangi krisis mereka.
"Salah satu hal yang luar biasa tentang kondisi manusia adalah kemampuan kita untuk menemukan momen kesembronoan bahkan dalam situasi terburuk," kata McGraw.
"Fakta bahwa orang membuat lelucon adalah pertanda baik, karena itu berarti mereka saling terhubung," lanjut dia lagi.
(dis/nma)
[Gambas:Video CNN]