Jakarta, CNN Indonesia -- Turis dengan kapal pesiar atau pesawat jet pribadi kini bisa kembali liburan di Maldives (Maladewa), sementara turis "umum" harus menunggu beberapa minggu lagi.
Badan pariwisata negara kepulauan di Samudra Hindia yang menutup perbatasannya sejak bulan Maret itu telah mengumumkan pembukaan kembali secara bertahap, seperti yang dikutip dari CNN pada Rabu (3/6).
Penerbangan masuk ke bandara internasional Maladewa akan dimulai kembali pada bulan depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berencana untuk membuka kembali perbatasan kami untuk pengunjung pada Juli 2020," bunyi pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata Maladewa pada 30 Mei.
Pernyataan itu menekankan bahwa para tamu tidak akan dikenakan biaya tambahan, merujuk pada versi sebelumnya yang menyarankan biaya visa turis tambahan dan biaya pendaratan.
Siap dibuka kembaliMaladewa telah mencatat hampir 2.000 kasus yang dikonfirmasi dan lima kematian akibat virus corona hingga saat ini.
Sementara negara itu telah tertutup bagi wisatawan internasional sejak mencatat kasus-kasus pertamanya, sekitar 30 resor tetap terbuka, dengan para tamu memilih untuk mengisolasi diri di sana daripada pulang ke rumahnya.
Pemerintah Maladewa sebelumnya menyarankan tujuan bulan madu yang populer ini akan dibuka kembali menjelang akhir tahun, tetapi rencana itu telah dimajukan.
Untuk memastikan keamanan, pemerintah mengatakan mengeluarkan 'Izin Pariwisata Aman (Safe Tourism License)' untuk mengakreditasi fasilitas wisata yang mematuhi undang-undang pemerintah dan persyaratan keselamatan khusus, seperti memiliki petugas medis bersertifikat dan memiliki "stok yang memadai" untuk peralatan perlindungan pribadi.
Menurut pernyataan tersebut, wisatawan yang datang harus memiliki pemesanan yang dikonfirmasi dengan fasilitas wisata yang memiliki lisensi.
Namun aturan tersebut bisa saja berubah jika pandemi virus corona mereda.
Wisatawan juga perlu melakukan berbagai persiapan sebelum datang ke Maladewa.
Mereka akan diminta untuk menunjukkan sertifikat medis yang mengkonfirmasikan bukti tes Covid-19 negatif yang diambil setidaknya 14 hari sebelum mereka tiba di Maladewa.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan bulan lalu, Ali Waheed, menteri pariwisata negara itu, menggambarkan dampak pandemi coronavirus sebagai "lebih dahsyat daripada tsunami 2004 dan krisis keuangan global 2008".
"Untuk pertama kalinya dalam 47 tahun pariwisata di Maladewa, kami telah mengalami nol kedatangan wisatawan sejak Maret ini," sebelum menambahkan, "kami tidak dapat menutup perbatasan terlalu lama."
Maladewa menyambut lebih dari 1,7 juta pengunjung pada tahun 2019 dan pemerintah telah memperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi dua juta pada tahun ini.
Informasi kunjungan ke Maladewa bisa diketahui melalui
situs ini.
(ard)
[Gambas:Video CNN]