Jakarta, CNN Indonesia -- Mulai Senin (15/6),
mal-mal di DKI Jakarta juga daerah lain seperti
Bandung berangsur beroperasi setelah sekitar dua bulan hiatus demi menekan penyebaran
virus corona. Bagi sebagian orang, momen ini barangkali bisa jadi bagian 'terapi' lewat
berbelanja atau sekadar
window shopping.
Tak bisa dimungkiri, selain perkara kebutuhan, belanja kadang juga berhubungan dengan dorongan emosional. Namun ketika sudah memahami kebiasaan belanja, Anda bakal lebih sadar dan bisa mengendalikan hasrat belanja ke depannya.
Masing-masing orang memiliki gaya dan kebiasaan berbelanja, ada beberapa tipe. Simak ulasan berikut, Anda termasuk dalam tipe pembelanja (
shopper) yang seperti apa?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sosial (social shopper)Cek lagi kebiasaan belanja Anda. Melansir dari
Daily Mail,
personal stylist Susie Hasler berkata tipe '
social shopper' adalah mereka yang menyukai belanja tanpa memiliki tujuan akhir. Buat Anda, belanja itu menyoal interaksi sosial dengan teman. Tak heran selalu ada kesempatan buat mampir ke restoran atau kedai kopi untuk sekadar mengobrol atau beristirahat.
Akan tetapi mereka yang belanja dengan tipe ini lebih memiliki 'hubungan' yang positif dengan aktivitas belanja karena relasi sosial. Namun yang perlu diperhatikan, jika Anda belanja tanpa memiliki tujuan atau daftar belanja yang jelas, Anda cenderung bakal membuat kesalahan karena pendapat teman atau membuat keputusan terburu-buru.
2. Terapi (therapy shopper)Menurut Husler, tipe
therapy shopper menjadikan aktivitas belanja sebagai hadiah (
reward) atas rasa sedih atau bahagia. Saat Anda menjadikan belanja sebagai aktivitas untuk memperbaiki mood yang berantakan, bisa jadi Anda adalah tipe pembelanja satu ini.
 Ilustrasi: Therapy shopper adalah salah satu tipe pembelanja yang bermaksud menjadikan kegiatan belanja sebagai 'hadiah' bagi dirinya sendiri, entah itu selepas sedih ataupun bahagia. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Usai belanja, Anda merasa mood meningkat saat merasa sedih atau galau. Kemudian belanja pun jadi kado saat Anda berhasil mencapai target pekerjaan atau promosi jabatan.
Hanya saja, patut diperhatikan bahwa 'hadiah' semacam ini hanya bersifat sementara. Belanja bukan cara terbaik untuk menutupi emosi yang dirasakan.
3. Pemberi (giver)Sesuai namanya,
giver berarti Anda suka memberi. Anda suka membelanjakan uang untuk menemukan sesuatu yang menarik buat orang terkasih. Anda pun kerap lebih suka belanja buat orang lain daripada buat diri sendiri.
Sebenarnya tak masalah karena Anda jadi alasan orang lain tersenyum. Hanya saja Husler mengingatkan, ada sisi negatif dari tipe pembelanja seperti ini. Jika Anda tidak pernah membeli sesuatu untuk diri sendiri, cek lagi penyebabnya kenapa Anda merasa tidak pantas.
4. Tukang tawar (bargain hunter)Meski Anda memiliki cukup dana, rasanya selalu ada yang kurang jika membeli sesuatu tanpa menawar. Untuk barang dengan harga mati seperti belanja di mal, Anda cenderung mencari barang dengan potongan harga alias diskon juga memanfaatkan voucher belanja. Buat Anda, belanja itu seperti permainan yang musti dimenangkan.
Keuntungannya jelas, Anda bisa berhemat banyak. Namun jangan sampai Anda terjebak diskon tetapi sebenarnya Anda tidak begitu memerlukan barang tersebut.
5. Pembelanja yang terencana (informed shopper)'
Informed shopper' berarti seorang yang belanja dengan memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai. "Anda membuat daftar sebelumnya dari barang yang diperlukan dan Anda mencoba segala sesuatunya. Ini bagaimana saya memberikan saran pada klien saat berbelanja," kata Husler dikutip dari
Daily Mail.
Menurut dia, tipe pembelanja seperti ini lebih bisa mengatur keuangan, lebih memiliki informasi mengenai pilihannya dan bisa membangun hubungan sehat dengan aktivitas belanja.
(els/nma)
[Gambas:Video CNN]