Jakarta, CNN Indonesia -- Tewasnya pria kulit hitam George Floyd di tangan polisi kulit putih Derek Chauvin di Minneapolis, Amerika Serikat, memicu gelombang aksi demonstrasi di dunia.
Sejumlah patung tokoh nasional yang berkulit putih juga ikut dirusak, karena dianggap bertanggung jawab atas mengakarnya rasisme di dunia.
Seniman jalanan anonim, Banksy, dalam unggahannya yang bernada usil menyarankan agar patung tersebut dibangun kembali dengan tambahan patung para demonstran, sehingga pihak yang pro dan kontra bisa sama-sama senang.
[Gambas:Instagram]
Berikut beberapa patung tokoh nasional yang mengalami perusakan selama demonstrasi Black Lives Matter:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Patung Edward Colston di Bristol, Inggris Patung Edward Colston di Bristol, Inggris, yang ditenggelamkan pada 7 Juni 2020. (AP/Ben Birchall) |
Akhir pekan lalu, di Pelabuhan Bristol, pedemo merobohkan patung perunggu pedagang budak abad ke-17, Edward Colston, lalu menggelindingkannya ke lautan.
Colston adalah tokoh di perusahaan perdagangan budak di Kerajaan Inggris.
Ia menjual sekitar 100 ribu orang Afrika Barat ke Karibia dan Amerika, setelah mencantumkan inisial namanya di dada mereka.
Selain sosoknya yang diabadikan dalam bentuk patung, namanya juga melekat pada jalan-jalan dan bangunan demi menghormati sumbangannya untuk rumah sakit dan sekolah setempat bagi orang miskin.
2. Patung Christopher Columbus, di Boston, Amerika Serikat Patung Christopher Colombus di Boston yang dipenggal. (AP/Steven Senne) |
Di Boston, patung Christopher Columbus di taman yang dinamai dari namanya, dipenggal oleh pedemo Black Lives Matter.
Patung Columbus juga dirusak di pusat kota Miami dengan cat merah, dan yang lainnya diseret ke danau awal minggu ini, seperti yang terjadi di Richmond, Virginia.
Penjelajah Italia, yang sekian lama dipuji sebagai penemu "Dunia Baru," dianggap banyak orang telah memacu genosida selama bertahun-tahun terhadap kelompok-kelompok pribumi di Amerika.
Ia juga sering dikecam karena menggunakan cara yang mirip dengan para jenderal Perang Saudara di kawasan selatan Amerika Serikat yang pro-perbudakan.
3. Patung Jefferson Davis, di Virginia, Amerika Serikat Bekas lokasi Patung Jefferson Davis yang dirusak pedemo. (AP/BOB BROWN) |
Patung Jefferson Davis, presiden Negara Konfederasi Amerika selama Perang Sipil 1861-1865, yang pro-perbudakan digulingkan di Richmond, Virginia.
Ketua DPR Nancy Pelosi menyerukan pada hari yang sama untuk mencopot 11 patung Konfederasi dari Kantor Kongres Amerika Serikat.
Menurut laporan tahun 2016 dari Southern Poverty Law Center (SLC), yang berspesialisasi dalam gerakan ekstremis dan hak-hak sipil, lebih dari 1.500 simbol konfederasi masih dipamerkan di tempat-tempat umum di Amerika Serikat, sebagian besar di kawasan selatan Amerika Serikat.
4. Patung Leopold II, di Antwerpen, Belgia Pembersihan Patung Leopold II yang sempat diguyur cat merah oleh pedemo. (AP/Francisco Seco) |
Kota pelabuhan Belgia, Antwerpen, akhirnya menurunkan patung mendiang Raja Belgia Leopold II, beberapa hari setelah dipulas dengan cat merah oleh pengunjuk rasa anti-rasisme.
Patung-patung Leopold telah lama menjadi sasaran para aktivis karena catatan pemerintahan kolonialnya yang brutal di bekas koloni-koloni Belgia di Afrika, terutama di "Negara Bebas Kongo", yang sekarang telah merdeka dan menjadi Republik Demokratik Kongo.
Patung yang berada di sebelah Gereja Antwerp itu lalu dibawa untuk restorasi ke museum.
Belum diketahui apakah patung itu akan kembali dipajang di ruang publik atau akan disimpan museum.
5. Patung Churchill di Praha, Ceko dan di London, Inggris Coretan pedemo di patung Churchill yang berlokasi di Praha, Ceko. (AP/Kamaryt Michal) |
Di Praha, patung untuk pemimpin Perang Dunia II Inggris, Winston Churchill, ditutupi dengan coretan "Black Lives Matter" sebagai solidaritas dengan gerakan anti-rasis di Amerika Serikat.
Patung Churchill di London juga dirusak, dengan kata-kata "rasis" karena para pengunjuk rasa menyalahkan kebijakannya atas kematian jutaan orang selama kelaparan di negara bagian Bengal, India pada 1943.
(afp/ard)
[Gambas:Video CNN]