Hoaks dan kabar negatif bertebaran setiap saat di tengah berbagai informasi mengenai pandemi virus corona. Padahal, terlalu banyak mendapatkan paparan informasi negatif kerap dikaitkan dengan peningkatan gangguan kesehatan mental seperti cemas, stres, dan depresi.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara konsumsi berita yang sehat sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) demi mengelola stres. Konsumsi informasi negatif dan hoaks dapat memicu otak menstimulasi hormon stres yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh.
"Karena sebagai manusia, otak kita akan lebih cepat menangkap hal-hal yang berhubungan dengan hal negatif dibanding yang berhubungan dengan hal sebaliknya, hal yang baik," kata dokter konsulen psikosomatik Rudi Putranto dalam konferensi pers di BNPB pada akhir pekan lalu.
Berikut cara konsumsi berita dan informasi yang sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WHO menyarankan untuk membatasi waktu memperoleh asupan informasi agar tidak berlebihan menangkap informasi.
"Mereka [WHO] menganjurkan sehari dua kali saja. Ada pula yang menganjurkan 30 menit saja. Ini untuk apa? Untuk menjaga kesehatan jiwa kita," Rudi merinci.
Mengelola lama waktu menerima informasi bertujuan menjaga kesehatan jiwa. Intensitas yang tak terlalu sering bisa mencegah keterpaparan dari informasi negatif--yang bakal berdampak pada kondisi kesehatan mental.
![]() |
Lihat juga:10 Cara Sederhana Agar Tertidur dengan Cepat |
WHO juga menyarankan untuk menghindari mencari informasi di malam hari. Pasalnya, paparan informasi negatif di malam hari dapat memengaruhi waktu dan kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk juga dikaitkan dengan peningkatan stres.
"Dianjurkan dua kali sehari pada waktu pagi atau sore. Tidak di malam hari karena mempengaruhi waktu tidur," ucap Rudi.
Jangan mudah percaya pada informasi yang bertebaran. Sebaiknya, pilih sumber-sumber yang terpercaya seperti media massa faktual dan informasi resmi dari pemerintah. Selalu periksa kembali sumber informasi tersebut. Jika bukan dari sumber resmi, besar kemungkinan informasi tersebut adalah hoaks atau berita bohong.
Pahami informasi yang didapat agar dapat melakukan langkah-langkah pencegahan dengan baik.
"Saat mendapatkan informasi dari sumber yang baik, yang resmi, pahami masalah yang terjadi supaya dapat mencegah dengan gaya hidup yang baik. Pencegahan atau antisipasi baru dapat dilakukan ketika kita memahami masalah," tutur Rudi.
Seimbangkan paparan informasi dengan memperbanyak asupan informasi yang positif. Informasi negatif sebaiknya disikapi untuk meningkatkan kewaspadaan bukan menimbulkan kepanikan.
Seimbangkan pula paparan informasi dengan kegiatan yang positif dan menyenangkan seperti melakukan hobi, berolahraga, mendengarkan musik, dan tidur yang cukup.