Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyerukan agar para orang tua dapat berperan lebih fleksibel dan menjalin komunikasi dengan anak. Hal itu diungkapkan sebagai respons atas cerita perundungan yang dialami aktris Prilly Latuconsian, Sabtu (27/6).
Dalam acara Road to Hari Keluarga Nasional Ke-27 yang diadakan CNNIndonesia, Prilly memaparkan dirinya sempat berjuang melawan depresi akibat perundungan secara daring atau cyber bullying di awal karier. Saat itu, di usia belasan tahun, Prilly sudah kerap tampil di televisi. Ia mengatakan bahwa kolom komentar di akun Instagram-nya banyak berisi kalimat yang tak menyenangkan, bahkan cenderung mengejek bentuk tubuh atau body shaming.
Namun ternyata, Prilly ternyata memiliki hubungan dekat dengan orang tuanya dan terbiasa berbicara tentang pengalaman dan perasaannya. Melalui sebuah kejadian yang tak disengaja, orang tua Prilly mengetahui anak mereka diserang secara psikologis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Habis itu dengan didikan orang tua, masukan orang tua juga yang mereka bilang, percuma kita depresi karena mereka juga enggak dapat impact-nya. jadi satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah bangkit, dan membuktikan bahwa yang mereka katakan itu salah," kata Prilly.
Hasto mengatakan, keluarga memiliki fungsi perlindungan yang amat penting, terlebih untuk kasus anak korban cyber bullying atau yang memiliki masalah mental lainnya. Fungsi perlindungan tersebut sekaligus memberikan rasa aman kepada anak.
"Kuncinya menurut saya, orang tua harus bisa jadi tempat curhat, orang tua harus bisa terbuka dan akrab pada anak, karena biasanya anak-anak ini kalau tidak merasa sebaya, dia berat untuk curhat,"
"Kalau orang tua tidak terbuka, tidak akrab, anak juga susah untuk curhat pada orang tua. Saya kira ini kendala yang paling besar, anak-anak curhat kepada teman sebayanya, tidak kepada orang tuanya, ini adalah hal paling penting untuk kita renungkan bersama di Hari Keluarga ini," ujar Hasto.
Lebih lanjut, ia mengakui bahwa zaman sekarang, gangguan mental emosional memang meningkat. Ia menjelaskan, gangguan itu memiliki banyak wujud, mulai dari gangguan seksual hingga psikologis seperti kecemasan berlebih.
Hasto menyarankan agar orang tua tak hanya mendekati anak, namun juga mengenal siapa saja teman-teman anak dalam lingkungan terkecil.
"Dari 100 anak, 7 punya mental disorder meskipun tidak semua mengarah ke seksualitas. Ada yang mudah depresi, cemas, megalomania. Sikap-sikap seperti ini yang orang tua harus paham. Tidak ada salahnya orang tua undang makan teman-teman anak, ngobrol dengan teman-teman anak, ini penting supaya orang tua membaur," kata Hasto.
(rea)