Pandemi Covid-19 yang mewabah dalam beberapa bulan ini berdampak di berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, juga kesehatan. Namun di sisi lain, pandemi ternyata merekatkan hubungan keluarga, membuat anggota keluarga semakin guyub ketika pembatasan sosial diterapkan.
Dalam situasi sulit ini, peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama kian terasa. Pandemi mengembalikan keakraban keluarga, yang selama ini luntur terkikis kesibukan masif masing-masing anggota keluarga. Tinggal di rumah saja mampu merekatkan ikatan emosional antara orang tua dengan anak, suami dan istri, juga kakak beradik.
Kini, memasuki fase new normal menjadi waktu tepat untuk keluarga berbenah, memperbaiki, dan menyatukan semangat untuk kembali bangkit. Rintangan yang hadir akibat pandemi justru dapat mempererat hubungan, di mana anggota keluarga saling dukung dan bersama bergerak menjelang kehidupan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni mendatang adalah momentum, menumbuhkan kesadaran bagi setiap individu tentang pentingnya institusi terkecil yang jadi sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara, yaitu keluarga.
Keluarga dapat selalu menghidupkan, memelihara, memantapkan, juga mengarahkan kekuatan setiap anggota keluarga yang memampukan menghadapi berbagai persoalan.
Keluarga adalah sumber kebahagiaan, keceriaan, serta sebagai episenter cinta dan kasih sayang yang menopang semangat agar tak lekas putus asa. Masa-masa sulit akan dapat terlewati, dengan menyatukan hati untuk menumbuhkan semangat, dimulai dari keluarga, dan untuk keluarga.
(rea)