Proses persalinan Caesar biasanya diambil lantaran menghindari risiko ancaman keselamatan, baik bagi ibu maupun bayi. Namun pilihan ini pun membawa konsekuensi imun anak lahir Caesar berbeda dengan anak dengan proses kelahiran normal.
Salah satunya menurut konsultan alergi dan imunologi anak, Profesor Budi Setiabudiawan, anak yang lahir Caesar akan lebih berisiko mengalami alergi daripada anak lahir normal (vaginal birth). Selain dari faktor riwayat orang tua, risiko alergi ini juga dipengaruhi oleh imunitas anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dia lahir secara Caesar, perkembangan mikrobiota normal di usus akan terlambat, tidak akan optimal sehingga terjadi perubahan pada sistem imun anak dan berisiko timbul di kemudian hari," kata Budi seperti dikutip dari Antara.
Sedangkan, Budi melanjutkan, mikrobiota di saluran cerna anak yang lahir normal akan lebih optimal. Kondisi ini memungkinkan risiko alergi pun menjadi lebih rendah.
Tapi mengapa bisa demikian?
Sistem imunitas atau kekebalan tubuh ditentukan salah satunya oleh interaksi pertama tubuh bayi dengan bakteri. Kondisi inilah yang membedakan pada proses anak yang lahir Caesar dengan normal.
Sejumlah studi menyebut mikrobiota anak dibentuk oleh bakteri yang mereka telan di jalan atau jalur lahir. Melansir dari Guardian, temuan baru menunjukkan bahwa mikrobiota anak lahir normal bukan berasal dari vagina melainkan dari usus ibu yang mungkin diambil pada saat kelahiran.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, anak lahir normal mengambil sebagian besar dosis awal mikrobiota dari ibu mereka. Sedangkan anak yang lahir Caesar lebih banyak terpapar mikrobiota terkait lingkungan rumah sakit.
Temuan tersebut mampu menjelaskan tingginya prevalensi asma, alergi dan kondisi imun lainnya pada anak yang lahir Caesar.
"Bagaimana fungsi sistem kekebalan tubuh Anda sepanjang hidup Anda mungkin dipengaruhi oleh interaksi pertamanya dengan bakteri. Jika ada perbedaan hasil kesehatan jangka panjang dengan pola (bakteri) yang berbeda, itu memberi tahu kita sesuatu yang sangat penting tentang kesehatan," ungkap Nigel Field, penulis senior dalam studi, dari University College London, dikutip dari Guardian.
Para peneliti melakukan studi selama tujuh tahun. Mereka melibatkan lebih dari seribu sampel tinja dari hampir 600 bayi dan sebanyak 175 ibu.
Sebenarnya, bayi dalam kondisi steril ketika di rahim. Namun kondisi ini berubah ketika mereka lahir dan terpapar dunia luar. Bayi mulai 'mengonsumsi' bakteri yang dengan cepat bisa menjajah usus.
Meski demikian, peneliti mengingatkan jangan sampai temuan ini membuat ibu yang sudah pernah Caesar atau berencana Caesar khawatir.
"Dalam banyak kasus, operasi Caesar adalah prosedur yang menyelamatkan jiwa dan bisa jadi pilihan tepat untuk seorang perempuan dan bayinya," kata Alison Wright, konsultan kebidanan dan wakil presiden Royal College of Obstetricians and Gynaecologists meyakinkan.
(antara/els/nma)