Pulau-pulau eksotis di Yunani kembali dibuka dan menerima penerbangan internasional pada Rabu (1/7) untuk pertama kalinya sejak ditutup selama kurang lebih tiga bulan demi mengantisipasi penyebaran virus corona.
Lebih dari 100 penerbangan dari negara-negara Uni Eropa dan negara-negara non-Uni Eropa yang terpilih diizinkan mendarat di 14 bandara regional termasuk Corfu, Santorini, Mykonos, Rhodes dan Crete, kata operator bandara Fraport.
Penerbangan dari Inggris - salah satu negara penyumbang turis ke Yunani, baru akan diizinkan mendarat paling lambat 15 Juli 2020 sesuai dengan rekomendasi Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama berlaku untuk penerbangan dari Amerika Serikat, Rusia, Turki dan Swedia.
Semua bandara Yunani sekarang menerima penerbangan internasional dan pelabuhan Patras dan Igoumentsa akan kembali menerima feri dari Italia.
Pada penyeberangan perbatasan darat, pelancong dari Albania, Makedonia Utara, dan Turki hanya diizinkan masuk karena alasan darurat atau dengan izin khusus.
Empat belas negara non-Uni Eropa - termasuk Australia, Kanada, Jepang, dan Uruguay - dianggap cukup aman dan pengunjung dari sana diizinkan datang.
Tetapi para pelancong dari China, tempat virus Covid-19 pertama kali muncul pada akhir tahun lalu, akan diizinkan masuk hanya jika Beijing telah membuka pintu bagi penduduk Uni Eropa.
Wisatawan akan diberikan bar code yang dapat dipindai setelah mereka mengisi kuesioner dengan rincian pribadi, seperti negara asal mereka dan negara yang telah mereka datangi dalam 15 hari terakhir.
Mereka yang dikhawatirkan terinfeksi akan menjalani tes dan diminta mengisolasi di huniannya sambil menunggu hasil tes.
"Ini akan menjadi musim pariwisata yang sangat sulit. Kami akan melakukan yang terbaik yang kami bisa," kata Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, seperti yang dikutip dari AFP.
Yunani, yang memiliki jumlah kematian akibat virus corona yang relatif rendah di bawah 200 kasus, telah meluncurkan kampanye promosi untuk menghidupkan kembali pariwisata, yang menyumbang seperempat dari pendapatan negara.
Negara ini berharap untuk meyakinkan para calon pelancong dan juga orang-orang Yunani, yang takut akan kebangkitan pandemi dengan datangnya wisatawan mancanegara.
Menteri Pariwisata Harry Theoharis pada hari Selasa (30/6) menandatangani perjanjian dengan raksasa wisata Jerman, TUI, yang bertujuan untuk mendatangkan sekitar 1,5 juta wisatawan, atau 50 persen dari jumlah yang dibawa agen wisata ke Yunani pada tahun 2019.
"Kami sedang berusaha menyelamatkan musim liburan tahun ini," ujar Amelia Vlachou, seorang pemilik toko perhiasan di Corfu.
"Tentu saja tidak sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya ketika kita memiliki banyak orang."
Menurut angka Bank of Greece, negara pada 2019 memiliki lebih dari 34 juta pendatang yang menghabiskan lebih dari 18 miliar euro. Tahun ini mungkin hanya lima miliar euro.
Informasi lebih lanjut mengenai wisata di Yunani bisa diketahui melalui situs ini.