Studi Buktikan Masker Ampuh Cegah Penularan Covid-19 di Salon

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2020 06:30 WIB
Aktivitas salon di kawasan Panglima Polim, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan ibukota untuk memasuki fase transisi PSBB bagi beberapa kegiatan dan sektor industri tertentu untuk dapat beroperasi kembali secara terbatas, termasuk industri salon dan tata rambut yang dinilai memiliki kesiapan protokol yang memadai untuk mulai beroperasi. CNN Indonesia/Bisma Septalisma
Ilustrasi. Laporan CDC AS terbaru menemukan, masker berhasil melindungi para pelanggan salon dari Covid-19 yang diidap para penata rambut yang melayani mereka. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Masker terbukti efektif mencegah penularan infeksi virus corona (Covid-19). Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menemukan, masker berhasil melindungi para pelanggan di sebuah salon dari virus corona yang dimiliki oleh beberapa pegawai salon yang melayani mereka.

Dua penata rambut di sebuah salon di Springfield, Missouri, AS, dilaporkan positif terinfeksi virus corona. Selama masa infeksi atau setelah timbulnya gejala, kedua penata rambut tetap melayani pelanggan selama sekitar satu pekan.

Keduanya selalu mengenakan masker saat melayani pelanggan. Hasilnya, mereka dilaporkan tidak menularkan Covid-19 kepada 139 pelanggan salon yang mereka layani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CDC mengatakan, laporan tersebut dapat menjadi bukti dan pegangan setiap negara untuk semakin menegaskan peraturan mengenakan masker untuk memperlambat penyebaran SARS-CoV-2.

"Penerapan kebijakan secara luas mengenai pentingnya menggunakan masker harus lebih ditegaskan dengan adanya hasil penelitian ini," tulis CDC, mengutip AFP.

Pada 12 Mei, penata rambut pertama (penata rambut A) mulai mengalami beberapa gejala pernapasan. Kendati demikian, dia terus bekerja melayani para pelanggan hingga 20 Mei.

Penata rambut A kemudian mengikuti pemeriksaan medis untuk mengkonfirmasi gejala-gejala pernapasan yang dialaminya. Pada 18 Mei, dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Namun, dia mengabaikan saran medis untuk mengisolasi diri dan memilih tetap bekerja.

Sementara penata rambut kedua (penata rambut B) mulai mengalami gejala pada 15 Mei. Sama seperti rekannya, dia terus bekerja hingga 20 Mei. Namun, dua hari kemudian dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Salon kemudian ditutup selama tiga hari untuk dilakukan disinfeksi. Staf salon lainnya juga harus menjalani karantina selama dua pekan.

Otoritas kesehatan setempat lantas melakukan pelacakan kontak dan mengidentifikasi total 139 klien yang pernah dilayani kedua penata rambut tersebut.

Female hands in medical gloves holding protective mask at red background. Health care concept. Coronavirus conceptIlustrasi. Karena masker, penata rambut yang terinfeksi virus corona tak menularkan Covid-19 kepada pelanggan yang dilayaninya. (Istockphoto/Mykola Sosiukin)

Diketahui, kedua penata rambut selalu menggunakan masker bedah berlapis kapas selama berinteraksi dengan setiap pelanggan.

Semua pelanggan dipantau selama dua pekan untuk mengetahui apakah ada gejala yang muncul atau tidak. Pemerintah juga menawarkan para pelanggan untuk mengikuti tes PCR.

Hasilnya, dari 67 pelanggan yang bersedia mengikuti tes, tak ada satupun yang dinyatakan positif. Sisa pelanggan yang menolak mengikuti tes juga dilaporkan tak memperlihatkan gejala berarti selama 14 hari karantina.

Pelanggan terdiri dari perempuan dan laki-laki dengan rata-rata usia 52 tahun. Mereka selalu menggunakan masker selama perawatan yang umumnya berlangsung selama 15-45 menit.

Kebanyakan dari mereka menggunakan masker kain dan masker bedah. Hanya 4 persen di antara mereka yang menggunakan masker N95.

(asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER