Tak sedikit orang yang mengalami fobia ketinggian (acrophobia), padahal banyak objek wisata alam di Indonesia yang berada di ketinggian, mulai dari curug sampai pegunungan.
Ada banyak cara untuk mengatasi acrophobia, meski tidak sembuh secara instan. Melakukan terapi ke psikolog merupakan salah satu caranya.
Tapi banyak juga orang yang menantang adrenaline dengan melakukan wisata alam ke ketinggian. Kalau Anda masuk dalam kategori ini, maka Purwakarta menjadi destinasi wisata yang wajib didatangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berjarak dua jam perjalanan mobil dari Jakarta, tentu saja saat tidak macet, Purwakarta memiliki beragam objek wisata alam di ketinggian, seperti Gunung Bongkok, Gunung Lembu, dan Gunung Parang.
Nama objek wisata yang terakhir ramai diperbincangkan setelah dibukanya Skylodge Pajajaran Anyar, berupa hotel menggantung di tebing yang mirip di Peru.
Gunung Parang terletak di Purwakarta, tepatnya di Desa Sukamulya. Dengan ketinggian 930 mdpl, gunung ini dikelilingi bukit batu berjenis andesit.
Panjang tebing menjadi kegiatan wisata utama di sini.
Dengan banyaknya turis domestik dan mancanegara yang datang, semakin lengkap pula fasilitas dan layanan wisatanya.
Turis pemula yang ingin memanjat tebing wajib menyewa perlengkapan beserta jasa pemandu. Jangan lupa juga menyiapkan kondisi fisik dan mental, terutama yang cepat lelah berada di bawah terik matahari.
Luangkan waktu untuk melakukan pemanasan badan dan pakailah pakaian olahraga yang mumpuni, selain patuh dengan aturan keselamatan yang ditetapkan pemandu dan pengelola.
Nantinya, turis ditawarkan dua rute panjat tebing di sini, yakni lewat ferrata atau pijakan dari besi baja dan lewat taraje atau tangga kayu.
Ketinggian tebing yang ditawarkan juga beragam, mulai dari 100 meter sampai 700 meter.
Turis pemula bisa mencoba memanjat tebing Gunung Parang via ferrata dengan ketinggian 100 meter.
Perlu diketahui kalau ferrata di tebing Gunung Parang masuk dalam daftar tertinggi di Indonesia, ke-dua tertinggi di Asia, serta 10 besar tertinggi di dunia.
Meski terlihat mudah, namun untuk mencapai puncaknya juga butuh konsentrasi tinggi, karena jalurnya memiliki kemiringan serta belokan tajam.
Di tengah pendakian, turis bisa berhenti sejenak untuk berfoto sekaligus menikmati pemandangan Desa Sukamulya berikut persawahannya dari ketinggian plus Sungai Citarum dan Waduk Jatiluhur di kejauhan.
Sementara itu, turis yang memanjat tebing Gunung Parang via taraje bakal disuguhi pemandangan rimbunnya hutan.
Memijakkan kaki di sini terbilang nyaman karena bisa berpegangan pada akar, meski medan pendakiannya tetap curam.
Gunung Parang juga bisa dilintasi dengan seutas tali alias dengan metoder tyrolean traverse. Melalui metode ini turis akan diajak bergelantungan dari satu sisi ke sisi lainnya. Mengalahkan rasa takut akan ketinggian tetap menjadi tantangannya.
Pengelola wisata di Gunung Parang sudah menyediakan tempat makan sampai tempat penginapan untuk pengunjung.
Untuk bermalam bisa memilih tempat penginapan sesuai kemampuan kantong, bisa di saung, tenda, atau hotel tebing.
Gunung Parang juga berada tak jauh dari Gunung Bongkok dan Gunung Lembu.
Jika Gunung Bongkok terkenal dengan sunrise-nya, maka Gunung Lembu populer dengan pemandangan sunset-nya.