Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/KaBaparekraf) Wishnutama menyerahkan sertifikat pertama Indonesia Care (IDoCare) sebagai salah satu bentuk kesiapan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) dalam melaksanakan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) dengan baik.
Wishnutama mengatakan, Kampanye Indonesia Care menjadi strategi mempromosikan protokol CHSE. Implementasi protokol CHSE di destinasi wisata disebut penting untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Bintan sendiri terpilih karena potensi pariwisata yang besar, sekaligus salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Alasan utama Kemenparekraf memilih pulau Bintan menjadi tempat pertama penyerahan sertifikat CHSE ini adalah karena Bintan merupakan one of the lowest hanging fruit dan yang memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata ke depan," ujarnya di kawasan Lagoi, Bintan, Kepri, Sabtu (26/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wishnutama mengungkapkan, pariwisata Indonesia ke depannya mengarah kepada pariwisata berkualitas, di mana proses sertifikasi dan labelling Indonesia Care menjadi implementasinya.
"Program ini merupakan proses audit dan verifikasi standar protokol CHSE kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah melaksanakan uji coba destinasi," kata Wishnutama.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menyatakan Bintan adalah tujuan wisata yang paling siap menerapkan protokol kesehatan dalam kondisi terkini dalam zona hijau dan terletak di lintas perbatasan antarnegara.
"Bintan menjadi pengungkit pertama sektor pariwisata Indonesia. Namun ini hanya bisa dicapai dengan penerapan protokol yang disiplin dan siap. Kepri masuk dalam zona hijau. Tingkat kesembuhan juga mencapai 64,7 persen dan confirm fatality rate di bawah nasional yaitu 3 persen, dan jumlah aktif pasiennya 605 orang," ujarnya.
Airlangga menambahkan, dengan potensi itu aktivitas sektor pariwisata bisa dimulai kembali dengan memulai pasar dari wisatawan nusantara, juga bisa dengan menyelenggarakan kegiatan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions).
"Seperti istilah yang dikatakan Presiden bahwa jika sudah siap, sektor pariwisata bisa di-restart dan di-rebooting dari Kepri. Oleh sebab itu melalui peluncuran CHSE dengan memberikan sertifikat Indonesia Care, maka kegiatan pariwisata harus menggunakan protokol yang ketat. Atau bisa dimulai dengan wisata konvensi di dalam negeri, karena konvensi pesertanya terukur dan peserta acara bisa dibatasi jumlahnya," ujar Airlangga.
(rea)