Japan Airlines (JAL) tak akan lagi menggunakan kata salam berupa "tuan dan nyonya (ladies and gentlemen)" dan memilih menggunakan kata salam yang lebih inklusif yakni "penumpang yang terhormat" atau "seluruh penumpang" di seluruh penerbangannya mulai 1 Oktober 2020.
Yutaro Iwasaki, humas JAL, mengatakan kepada CNN Travel bahwa "kami telah mempromosikan keragaman sejak 2014, dan ini adalah salah satu tindakan kami yang diambil untuk memperlakukan semua orang sama tanpa memandang jenis kelamin."
Sebelumnya, langkah terbaru maskapai yang berbasis di Tokyo untuk kesetaraan gender adalah pada Maret 2020, ketika mengumumkan akan memberi pramugari pilihan untuk mengenakan celana panjang daripada rok agar lebih nyaman di pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu bukan satu-satunya langkah positif menuju kesetaraan gender di maskapai ini. Anak perusahaan maskapai, JAL Express, dapat memiliki pilot udara komersial wanita pertama di Jepang.
Ari Fuji mendapatkan lisensi pilotnya di Amerika Serikat dan kemudian kembali ke negara asalnya ketika dia diterima dalam program pelatihan pilot maskapai di JAL. Dia dipekerjakan pada 2019, dan sejak itu kariernya melesat.
Namun, kurangnya jumlah pilot wanita tidak hanya menjadi masalah Jepang. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Badan Khusus PBB, memperkirakan hanya sekitar 5 persen dari total pilot di seluruh dunia adalah wanita.
Isu kesetaraan gender sedang menjadi prioritas banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia. JAL adalah maskapai penerbangan Asia pertama yang mengadopsi praktik ini.
Pada tahun 2019, Air Canada telah mengumumkan bahwa mereka akan beralih dari "ladies and gentlemen" menjadi "semua penumpang".
Setahun sebelumnya, easyJet, maskapai berbiaya rendah Eropa mengatakan bahwa mereka telah "memberikan panduan" kepada karyawan tentang bagaimana menggunakan terminologi inklusif di kabin menyusul serentetan keluhan media sosial.