Wisata ransel (backpacking) sembari bersepeda adalah makna dari kata bikepacking yang semakin populer belakangan ini bersamaan dengan tren bersepeda di tengah pandemi virus corona.
Jauh sebelum bersepeda menjadi tren, sudah banyak turis Indonesia yang menggeluti bikepacking dan tergabung dalam komunitas.
Mengutip Cycling Weekly, pemula yang hendak bikepacking sebaiknya tak melakukannya sendirian serta tak memilih medan yang terjal atau yang ditempuh lebih dari 24 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lee Craigie, anggota Adventure Syndicate, mengatakan kalau bikepacking bukanlah balapan sepeda, jadi kecepatan waktu tempuh bukan yang utama.
Pemula juga harus mengalahkan rasa takut, namun jangan nekat.
"Orang jahat atau hewan liar pasti kita temui di sepanjang jalan, tapi mereka tak ada di setiap waktu, jadi jangan terlalu takut," kata Craigie.
Tak hanya fisik, mental, dan waktu yang perlu disiapkan, pesepeda yang hendak melakukan bikepacking juga perlu menyiapkan barang bawaan dan tempat bermalam - bisa dengan tenda atau menyewa kamar hotel.
Bawalah tas, tenda, peralatan masak, dan barang pribadi lainnya yang berukuran ringan, sehingga beban tak terlalu berat saat jalanan menanjak.
Tak ketinggalan suku cadang sepeda yang sewaktu-waktu bisa rusak di tengah jalan.
Sedangkan sepeda yang bisa digunakan tergantung medan yang ditempuh. Kalau ingin mengeksplor alam liar, silakan gunakan sepeda gunung.
Jangan lupa sertakan sepeda dengan lampu demi keselamatan melaju kala gelap, dan jangan lepas helm dan pelindung tubuh lainnya selama bersepeda.
Karena zaman sudah serba canggih, unduhlah peta digital di telepon selular atau bawa GPS untuk membaca rute perjalanan.
Selebihnya, Craigie mengatakan kalau pesepeda jangan lupa menikmati perjalanannya.
"Sekali lagi, bikepacking bukanlah balapan sepeda atau urusan memecahkan rekor. Jadi nikmatilah setiap detik yang Anda lalui saat bersepeda," kata Craigie.
Jadi tertarik memulai bikepacking? Sapalah komunitas bersepeda terdekat di kota Anda lewat media sosial.