Jalur pendakian Paju di sepanjang perbatasan barat Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara sudah kembali dibuka.
Kawasan tersebut telah dibuka sejak September 2020 setelah ditutup lebih dari 11 bulan akibat wabah flu babi Afrika di sana.
Namun, pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Korea Selatan dan banyak negara, membuat pemerintah Kota Paju yang terletak 30 kilometer dari Seoul ini tetap membatasi jumlah program tur pendakian harian menjadi 10 dengan batas maksimal 20 peserta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan tur grup, seperti dilansir Korea Times, hanya beroperasi hanya berdasarkan pemesanan terlebih dahulu.
DMZ merupakan salah satu perbatasan yang paling dijaga ketat di dunia.
Perbatasan yang memiliki panjang 250 km dan lebar 4 km ini menjadi saksi bisu Perang Korea 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Paju merupakan satu dari tiga rute pendakian yang dibuka untuk umum setiap tahunnya di bawah program Jalur Perdamaian DMZ.
Hal tersebut bertujuan membuat pengunjung turut merasakan situasi yang terjadi di Semenanjung Korea.
Dua jalur lainnya berada di Goseong dan Cheorwon telah ditutup karena wabah flu babi.
Jalur pendakian Paju memiliki jarak pulang-pergi sekitar 20 km.
![]() |
Perjalanan dimulai dari Anjungan Imjingak dan mengarah ke pos penjagaan melalui Observatorium Dorasan.
Demi menjaga kesehatan, keselamatan, dan keamanan pengunjung, pemerintah Paju telah melakukan banyak tindakan pencegahan seperti pemasangan alat screening suhu tubuh untuk mendeteksi demam, serta memberlakukan karantina untuk mencegah penyebaran flu babi, serta Covid-19.
Pemerintah Kota Paju juga mempekerjakan ahli dan pengamanan ketat untuk memastikan pedoman anti-virus Corona diberlakukan secara menyeluruh di sepanjang rute pendakian.