HARI DIABETES SEDUNIA

Pentingnya Dukungan Keluarga Pasien Diabetes saat Pandemi

CNN Indonesia
Sabtu, 14 Nov 2020 15:30 WIB
Di masa pandemi, dukungan keluarga sebagai caregiver sangat penting bagi orang dengan diabetes.
Ilustrasi. Di masa pandemi, dukungan keluarga sebagai caregiver sangat penting bagi orang dengan diabetes. (iStockphoto/Nattakorn Maneerat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh orang dengan diabetes. Apalagi di masa pandemi, di mana mobilitas menjadi sangat terbatas dan berhadapan dengan situasi serba tak pasti.

Peringatan Hari Diabetes Sedunia tahun ini mengambil tema "Nurses Make the Difference". Hal ini menggambarkan betapa pentingnya perawatan yang tepat bagi orang dengan diabetes. Di tengah pandemi, peran keluarga sebagai caregiver menjadi sangat penting.

"Di masa pandemi, kita enggak bisa ke mana-mana. Sehari-hati bertemunya keluarga, sehingga harus ada kompromi dalam keluarga," ujar ahli penyakit dalam Sidartawan Soegondo, dalam media briefing memperingati Hari Diabetes Sedunia, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merawat orang dengan diabetes memang bukan perkara mudah. Sidartawan mengatakan, perawatan harus dilihat dari kondisi pasien itu sendiri.

Pasien diabetes yang masih dalam usia produktif dituntut untuk mandiri menjaga kondisi. Caregiver, dalam hal ini keluarga, dituntut untuk membantu kemandirian pasien.

Keluarga disarankan untuk tidak terlalu proaktif atau terlalu banyak mengatur dan mengurusi berbagai keperluan pasien. Alih-alih proaktif, keluarga disarankan untuk membangun kesadaran pasien agar menjaga kondisinya, baik dengan rutin mengecek kadar gula darah atau mengontrol asupan makanan.

"Jika caregiver terus proaktif, maka tidak ada kemandirian. Dia [pasien diabetes] tidak akan bisa mengontrol diri saat kebetulan berada di luar rumah," kata Sidartawan.

Hal berbeda bakal berlaku bagi pasien diabetes lanjut usia (lansia). Pada pasien kategori ini, caregiver justru harus bertindak lebih proaktif. Baik itu dalam mengatur menu makan, memonitor gula darah, dan pemberian obat secara teratur.

Gaya hidup, khususnya pola makan, mengambil peran penting dalam mengatasi diabetes. Artinya, pasien diabetes harus lebih ketat soal pola makan.

Namun, sering kali saking takutnya, keluarga justru membeda-bedakan menu makan untuk anggotanya yang mengidap diabetes. Padahal, lanjut Sidartawan, langkah ini tak terlalu diperlukan.

"Diusahakan keluarga sama-sama merasakan diabetes. Tak usah dipisah makanannya. Makan sama saja, tapi pasien tidak boleh makan terlalu banyak," kata Sidartawan.

Dukungan Keluarga Menghindari Stres

Pandemi memberikan pengaruhnya terhadap kesehatan mental dengan memicu stres. Dukungan keluarga akan menjauhkan pengidap diabetes dari stres di masa pandemi.

Tak hanya mengganggu emosi semata, stres juga punya peran dalam mengontrol kadar gula darah. Stres hanya akan menaikkan kadar gula darah.

Respons tubuh terhadap hormon stres ini meningkatkan kadar gula dalam darah. Semakin berat stres yang dirasakan, semakin besar pula peningkatan kadar gula darah.

 "Setiap peningkatan stres akan mempengaruhi kenaikan gula darah," ujar spesialis penyakit dalam, dr Dyah Purnamasari, dalam kesempatan berbeda.

Pada orang sehat, reaksi gula darah terhadap stres dapat dikompensasi dengan kemampuan pankreas memproduksi insulin. Namun pada penderita diabetes, kondisi ini dapat memperburuk keadaan.

Gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat meningkatkan risiko komplikasi dan kerusakan pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, dan otak.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER