Penyakit Moluskum Kontagiosum (MK) atau lebih dikenal dengan istilah jerawat genital merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang cukup mengganggu.
Namun, mengenali gejala penyakit ini tidak mudah bahkan deteksi dini sulit dilakukan.
Dokter Spesialis Kulit Anthony Handoko mengatakan bahwa sulitnya deteksi dini dipicu karena bentuknya yang mirip jerawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat bentuknya yang seperti jerawat, makanya kadang suka terlewat atau diabaikan. Padahal, penyakit ini cepat sekali menular," kata Anthony dalam diskusi daring terkait penyakit jerawat genital, Rabu (4/11).
Moluskum Kontagiosum merupakan infeksi pada kulit yang disebabkan oleh virus pox atau yang juga menyebabkan cacar.
Anthony menunjukkan bahwa terdapat penelitian yang menyatakan insiden Moluskum Kontagiosum sebesar 1200-1400 kasus per 100 ribu penduduk per tahun di seluruh dunia.
Berdasarkan kasus di Klinik Pramudia selama 2019 -2020, ditemukan rata-rata sebanyak 2-4 kasus per bulan, baik pada anak maupun dewasa.
Hanya saja, hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk penyakit Moluskum Kontagiosum.
"Tidak ditemukan jumlah perbedaan kasus Moluskum Kontagiosum pada ras dan jenis kelamin yang berbeda. Penderita MK anak di Klinik Pramudia berusia 2-10 tahun dan usia 20-60 tahun pada kasus dewasa," paparnya.
Dalam presentasinya, ia menuturkan bahwa penularan Moluskum Kontagiosum bisa terjadi karena kontak langsung pada kulit yang erat dan berulang (seksual maupun non-seksual) serta autoinokulasi atau penyebaran karena garukan.
Berikut gejala, obat, dan cara pencegahan Moluskum Kontagiosum atau jerawat genital.
![]() |
Ketika terinfeksi Moluskum Kontagiosum, bintik-bintik kecil mirip jerawat yang muncul pada kulit di bagian tubuh yang terinfeksi. Sering kali muncul pada bagian lipatan seperti leher, ketiak, siku, lutut, dan lipatan paha.
Biasanya, bintik tidak muncul pada tangan, telapak kaki, atau mulut. Bintik-bintik ini memiliki lebar sekitar 2-5 milimeter dan lesung di bagian tengah.
Selain itu, umumnya tidak terjadi peradangan (pembengkakan dan merah) dan jika menggaruk luka dapat menyebabkan penyebaran dalam bentuk barisan atau kelompok.
"Jika sudah mencurigai ada gejala seperti itu, ada baiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk tindakan lebih lanjut dan mencegah penyebaran atau penularan," kata Anthony.
![]() |
Moluskum Kontagiosum merupakan infeksi virus yang sangat menular dan dapat ditularkan melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi.
Biasanya anak-anak terinfeksi ketika bermain dengan temannya. Sedangkan pada usia dewasa, penularan dapat melalui hubungan seksual atau kontak ketika sedang berolahraga.
Virus ini dapat bertahan di permukaan benda yang telah tersentuh oleh kulit orang yang terinfeksi.
Sehingga, penularan juga dapat terjadi pada barang yang terkontaminasi seperti handuk, pakaian, mainan, atau sarung tangan, dan peralatan olahraga.
Bahkan, penularan atau penyebaran juga terjadi pada diri sendiri dengan cara menyentuh, menggaruk, atau mencukur benjolan dan kemudian menyentuh bagian tubuh lainnya.
- Anak-anak berusia antara 1-10 tahun
- Orang yang tinggal di daerah beriklim tropis
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah -seperti pada penderita HIV, transplantasi organ, atau perawatan kanker
- Orang yang memiliki dermatitis atopik
- Orang yang berpartisipasi dalam olahraga yang sering melakukan kontak, fisik seperti gulat atau sepak bola
Sebelum memulai pengobatan, dokter akan membuat diagnosis awal dari riwayat pengobatan, tes darah, dan pemeriksaan fisik.
Terdapat beberapa pilihan pengobatan, seperti:
- Cryotherapy, yaitu menggunakan nitrogen cair untuk membekukan tiap benjolan
- Kuret, yaitu menggunakan alat untuk menembus benjolan dan mengikis
- Terapi laser untuk menghancurkan tiap benjolan
- Terapi topikal dengan menggunakan krim mengandung asam atau bahan kimia dengan tujuan
untuk menimbulkan pengelupasan lapisan atas kulit.
Terapi ini dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga membutuhkan anestesi. Terapi pada penderita dengan kekebalan tubuh rendah akan lebih lama dan sulit.
Perlu diingat bahwa pengidap masih dapat menularkan penyakit ini ke orang lain sampai bintil hilang sepenuhnya.
"Dan kalau sudah di terapi tapi masih kontak dengan sumber penularan, maka itu masih mungkin akan terjadi pengulangan penyakit," kata Anthony.
![]() |
• Menghindari kontak dengan penderita
• Mencuci tangan dengan air hangat dan sabun
• Mengajarkan anak-anak untuk mencuci tangan dengan benar, terutama usai bermain dan berinteraksi dengan orang lain
• Hindari berbagi barang personal-seperti handuk, pakaian, sisir, dan sabun batang
• Hindari berbagi perlengkapan olah raga yang berkontak dengan orang lain-seperti sarung tangan dan helm
• Hindari menyentuh benjolan
• Menjaga benjolan tetap bersih dan tertutup
• Hindari hubungan seksual jika memiliki benjolan pada daerah genital atau juga disebut jerawat genital.
Lihat juga:Mengenal Gonore, Pilek pada Alat Kelamin |