Pesona berwisata #DiIndonesiaAja memang tak akan habis. Bali misalnya, yang memiliki wisata alam, religi, hingga budaya yang kaya akan makna dan nilai sejarah. Bagi penggemar wisata kultural, Taman Air Tirta Gangga merupakan target yang wajib dikunjungi, area yang menawarkan pesona yang tak biasa.
Tirta Gangga adalah taman air peninggalan Kerajaan Karangasem yang dibangun pada 1946. Arsitektur taman yang terletak di tengah lembah Gunung Agung ini memadukan beragam nilai. Bukan hanya keindahan dan kesenian, tetapi juga nilai budaya dan religi yang ditampilkan lewat patung-patung yang seolah sedang bersemedi dalam suasana sunyi di tengah kolam. Perpaduan alam dan jernihnya air, labirin, serta gradasi taman yang elok membuat area itu memiliki pesona luar biasa.
Secara asal kata, tirta berarti air suci, dan Gangga adalah nama sebuah sungai suci di India. Sesuai nama, air yang mengalir di tempat ini bersumber langsung dari mata air, muncul di sisi timur tempat tersebut. Di sekitarnya, beberapa kolam memanjang dari timur ke barat taman. Selain kolam yang digunakan untuk berenang, pada beberapa di antara kolam itu menjulang menara air dan patung-patung Hindu, melekatkan unsur seni dan kepercayaan penganut Hindu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sini, wisatawan bisa menyusuri kolam nan jernih dengan berjalan kaki di atas batu-batu yang tersusun sedemikian rupa seperti rangkaian jembatan. Di tengah kolam, selain duduk menikmati kemegahan alam, Anda bisa bermain bersama ikan hias yang jinak dan selalu kelaparan. Sementara kolam renang tidak hanya diperuntukkan bagi keluarga istana, tetapi juga untuk masyarakat Karangasem atau pengunjung.
Perjalanan ke Taman Tirta Gangga dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Denpasar. Tentunya, pengelola wisata di tempat ini mewajibkan wisatawan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan penggunaan antiseptik.
Masih di area Karangasem, wisatawan dapat lantas beralih ke Tulamben, berjarak sekitar 30 menit. Sebuah spot diving yang menyuguhkan beraneka macam biota laut dan coral atau terumbu karang.
Uniknya, ada sebuah kapal karam USAT Liberty, yakni kapal kargo Angkatan Darat Amerika Serikat yang tenggelam pada 1942 di Tulamben. Kapal karam ini berukuran panjang 120 meter. Wisatawan dapat menyusurinya sekitar 40 meter dari bibir pantai, di kedalaman 17 meter dari permukaan. Lebih dari setengah abad berlalu, bangkai kapal itu kini menjelma jadi rumah terumbu karang dengan beraneka coral warna-warni, sekaligus tempat bermain berbagai jenis ikan. Mulai dari "parrot fish", ikan napoleon, sampai penyu. Jika keberuntungan menyertai Anda, bisa jadi akan ada perjumpaan dengan ikan hiu Sirip Hitam.
Lihat juga:Menghirup Romantisme Retro di Kota Solo |
Selain itu, spot diving lain yang juga memuaskan adalah Coral Garden Tulamben. Di sini wisatawan bakal menyaksikan kecantikan hamparan terumbu karang yang terdapat patung Hindu dan Buddha, duduk di tujuh meter kedalaman dasar laut. Berbagai jenis biota laut akan dijumpai di area ini, termasuk ikan badut yang populer lewar film Nemo.
Sebagai pengganti energi yang terkuras setelah berwisata #DiIndonesiaAja, wisatawan dapat beralih ke Pantai Amed untuk menikmati matahari terbenam. Pantai Amed dikenal memiliki spot terbaik di Karangasem untuk menikmati matahari tenggelam, sebuah bola jingga raksasa yang perlahan undur diri ke balik gunung dan hamparan laut.
Uniknya, pasir di Pantai Amed ini berwarna hitam. Bukan karena kotor, melainkan pasir hitam itu berasal dari letusan Gunung Agung. Di area pantai ini wisatawan akan melihat banyak jukung, perahu tradisional yang digunakan nelayan atau disewakan untuk menyelam.
Tak usah ragu untuk berwisata dalam masa pandemi. Sebab pengelola wisata mewajibkan wisatawan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Hal ini sejalan kampanye protokol kesehatan Kemenparekraf yang berbasis CHSE. Wisatawan diingatkan untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, membawa perlengkapan wisata pribadi seperti peralatan menyelam, serta mematuhi peraturan dan menjaga kesehatan.
(gea/rea)