Selama beberapa waktu, perubahan penggunaan sedotan berbahan plastik ke logam mungkin menjadi salah satu langkah yang cukup banyak diterapkan untuk mengurangi sampah plastik.
Inisiasi ini tidak hanya diikuti perorangan tapi juga sejumlah restoran yang mulai mengganti penggunaan sedotan plastik. Hanya saja, perubahan ini disebut berangsur merugikan pihak restoran.
Pasalnya, benda itu menjadi salah satu barang yang belakangan sering dicuri oleh tamu mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik bar di New York yang mencoba untuk ramah lingkungan dengan mengganti sedotan plastik, mengaku terus menghadapi konsekuensi yang tidak terduga.
Momen tersebut diakui menjadi hal yang tidak menyenangkan bila mengingat biaya yang dikeluarkan. Meski demikian, insiden tersebut dikatakan bisa menjadi langkah promosi bagi restoran itu sendiri. Apalagi, jika barang yang dicuri itu sudah diberi label nama restoran.
Seperti yang dilakukan pemilik restoran Quaglino, Sebastian Conran mengungkapkan bahwa ayahnya meninggal September lalu sempat berbagi tips pemasaran ketika datang ke restoran miliknya di London.
"Saya merancang asbak dan ketika dia memberi arahan kepada saya, dia berkata, 'Ini akan dicuri sekaligus bertindak sebagai barang promosi,'" kata Conran lewat podcast Break Out Culture, sebagaimana dilansir SCMP.
Benar saja, kata Conran, bahwa asbak metalik berbentuk Q (inisial nama restorannya) dikenal sebagai barang yang paling banyak dicuri di London. Asbak itu sudah menjadi ciri khas restorannya.
"Selama 10 tahun, kami berhasil melepas 20 ribu di antaranya," kata Sebastian.
Terlepas dari itu, Museum Desain yang didirikan ayah Sebastian, Terence Conran di London saat ini menarik bagi pengunjung yang "secara tidak sengaja" mengambil asbak dari salah satu restoran Conran untuk disumbangkan ke pameran yang akan datang.
Berbeda dengan Sebastian, jaringan makanan Meksiko yang berbasis di Inggris, Wahaca, memanfaatkannya untuk menarik pelanggan kembali datang kala mengetahui banyak barang-barang yang hilang dari tokonya.
Secara rutin, restoran mengadakan amnesti pada Januari, di mana mengajak para pencuri untuk mengembalikan sendok plastik bermerek milik restoran untuk ditukar dengan taco gratis.
"Kami pikir ini akan menjadi cara yang menyenangkan untuk memberi penghargaan kepada siapa pun yang cukup berani untuk membawa kembali sendok setelah mereka 'meminjam,'" kata juru bicara Ricky Davison.
"Dalam tujuh tahun sejak kami mulai menghitung, kami telah kehilangan sekitar 35 ribu sendok."
Davison mengungkapkan bahwa satu "keuntungan" dari pandemi Covid-19 adalah semakin sedikit sendok yang hilang tahun ini, mengingat restoran Wahaca telah ditutup hampir sepanjang 2020 atas aturan pemerintah setempat.
"Jadi, saat ini kami tidak memiliki rencana untuk mengadakan amnesti pada Januari mendatang," kata Davison.
Satu bar di Belgia telah mencoba cara lain untuk mengatasi masalah pencurian sejak awal. Mereka menerapkan aturan saat menyajikan bir rumahan di Dulle Griet di Ghent, pelanggan harus menyerahkan salah satu sepatu mereka.
Sepatu itu akan ditempatkan di keranjang, yang kemudian disimpan di atas langit-langit bar.
Pemilik Alex De Vriendt menegaskan bahwa hanya ketika gelas khas untuk minum bir dikembalikan dengan aman, barulah peminum mendapatkan alas kaki mereka kembali.
Lihat juga:Resep Lobster Bumbu Cabai, Praktis dan Lezat |
Tidak hanya restoran, hal-hal ini pun terjadi dan berlaku di lini usaha lainnya.
Richard Branson, pengusaha di bidang penerbangan, melihat kesempatan pemasaran ini ketika dia mengetahui bahwa tempat garam dan merica berbentuk pesawat mini diselundupkan dari pesawatnya oleh penumpang kelas atas.
Pengusaha itu memilih mengukir kata-kata "pinched from Virgin Atlantic" di bagian bawah setiap botol garam dan merica.
Sebuah survei yang diterbitkan tahun lalu oleh panduan hotel online Wellness Heaven menemukan bahwa barang yang paling banyak dicuri dari hotel pada 2019 adalah handuk, diikuti oleh jubah mandi, dan kemudian gantungan. Bahkan karya seni dan kasur matras telah diambil.
Seorang manajer umum di sebuah hotel mewah Hong Kong pernah mengungkapkan bahwa tas kain yang dimaksudkan untuk laundry diboyong oleh tamu. Ia lantas menggantinya dengan versi plastik.
Di The Beverly Hills Hotel di Los Angeles, pembuka botol bermerek berwarna merah muda juga cenderung diambil dari kamar tamu.
Mandarin Oriental Hong Kong sudah lama kehilangan tas sepatu kain bermereknya.
"Jika tamu ingin sepatu mereka dibersihkan dan disemir, kami mengembalikannya ke tas sepatu kami, yang sebagian besar akan ikut dibawa," kata Jenny Johnston, direktur komunikasi pemasaran.
Para pelaku bisnis perhotelan setuju bahwa pena dan kertas catatan, perlengkapan mandi (hanya botol sabun mini), dan sandal adalah barang yang diizinkan di bawa untuk para tamu.
Namun, tak sedikit yang menutup mata terhadap jubah mandi yang seharusnya tidak dibawa pulang.
"Para tamu suka membawa barang-barang bermerek seperti sumbat botol, pembuka botol, kacamata, dan payung sebagai memorabilia masa inap mereka," kata Mark Wong, wakil presiden senior Small Luxury Hotels of the World (SLHW), Asia Pasifik.
"Sebagian besar hotel tidak keberatan karena ini adalah promosi gratis untuk mereka, meskipun ada pula yang tetap menagih tamu mereka atau menyarankan membeli barang dagangan dari toko suvenir."
Di Viceroy Bali, misalnya, papan tanda "Are You Happy?" dipasang di kamar untuk mendorong tamu meminta apa pun yang mereka butuhkan, tetapi papan tanda tersebut sering kali tidak ditemukan lagi setelah pembayaran.
(agn)