Setelah klepon, kini tumpeng yang jadi sasaran. Selama beberapa waktu belakangan, topik terkait nasi tumpeng ramai menjadi perbincangan.
Hal ini berawal karena dalam sebuah kesempatan ceramah, Ustadz Abdul Aziz menyebut makan tumpeng berarti seseorang sudah beragama Hindu.
Ucapannya tersebut pun lantas menuai ragam respons netizen termasuk Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo, dengan unggahan tumpeng berbentuk Hello Kitty. Netizen lain tidak kalah kocak. Mereka mengunggah gambar-gambar tumpeng berbagai bentuk mulai dari Minions, Barbie, mobil, Spongebob, hingga berbentuk kotak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli pangan Murdijati Gardjito menjelaskan keberadaan tumpeng di Indonesia sudah ditemukan sejak masuknya agama Hindu dari India di dataran Jawa. Ini pula yang menjadi alasan tumpeng berbentuk kerucut seperti Gunung Mahameru.
"Tidak diketahui pasti asal-usulnya, tetapi karena orang Jawa berasal dari migrasi orang India Selatan bentuk kerucut dianggap tiruan Gunung Mahameru, tempatnya penguasa alam semesta," kata Murdijati saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Setelah agama Islam datang, tumpeng tak ditinggalkan begitu saja. Alih-alih, makna tumpeng, kata Murdijati, bergeser sebagai bentuk simbolisasi umat manusia dengan Sang Pencipta. Oleh karena itu, di puncak kerucut hanya terdapat satu butir nasi saja.
Namun terkait sejarah tumpeng, ada versi lain yang mengungkapkan bahwa tumpeng berkaitan erat dengan kondisi geografis Indonesia yang dikelilingi gunung api. Gunung pun direpresentasikan dalam bentuk tumpeng yang kerucut dan lancip di bagian atas.
Dulu, gunung dianggap sebagai tempat bersemayam arwah leluhur. Tumpeng kemudian dibuat untuk memuliakan mereka. Masih dengan makna yang serupa, kini tumpeng digunakan sebagai wujud syukur pada Sang Pencipta.
Tidak heran tumpeng seolah tidak pernah absen dari gelaran perayaan seperti Hari Kemerdekaan, ulang tahun, atau peresmian suatu tempat.
Menghimpun informasi dari berbagai sumber, secara etimologi 'tumpeng' merupakan akronim dari 'yen metu kudu mempeng.' Secara harfiah ini berarti 'ketika keluar harus sungguh-sungguh.'
"Mungkin maksudnya adalah manusia ketika terlahir harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, tidak mudah putus asa. Juga dalam proses itu semua, percayalah bahwa Tuhan ada bersama kita," papar Ari Prasetiyo, dosen Sastra Jawa di Universitas Indonesia, dalam laman Sahabat Nestle.
Tumpeng biasanya disajikan dengan alas daun pisang dan tampah. Di sekelilingnya terdapat berbagai macam lauk pauk. Jika diperhatikan, total terdapat tujuh unsur dalam satu sajian tumpeng. Angka 7 bukan tanpa makna. Dalam bahasa Jawa, tujuh berarti 'pitu' dan disematkan makna 'pitulungan' atau pertolongan.
Dulu tumpeng dibuat dengan nasi putih. Ini melambangkan apa yang dikonsumsi seharusnya berasal dari sumber yang bersih dan halal. Makna ini tidak serta merta hilang meski kini tumpeng memiliki banyak variasi misal nasi kuning bahkan mi goreng.
Ayam yang digunakan biasanya ayam jago. Ini perlambang menghindari sifat buruk ayam jago seperti sombong, merasa diri paling benar.
Di sajian tumpeng versi kekinian, tampaknya Anda tidak akan menemukan ikan lele. Dulu ikan lele digunakan untuk melambangkan ketabahan dan keuletan dalam hidup. Ikan lele bisa bertahan di lingkungan yang minim air maupun kondisi air berlimpah.
Ikan teri membawa makna kerukunan dan kebersamaan. Ikan ini memang dikenal hidup dalam kelompok
Selain sumber nutrisi penting buat tubuh, telur melambangkan manusia diciptakan dengan fitrah yang sama. Telur akan direbus dan disajikan bersama cangkangnya. Anda memang harus mengupasnya terlebih dahulu sebelum disantap.
Laku ini melambangkan semua tindakan musti terencana, dilaksanakan sesuai rencana dan dievaluasi demi hasil sempurna.
Tidak hanya lauk, terdapat menu sayuran berupa urap. Sayuran seperti kangkung, bayam, kacang panjang, taoge direbus lalu dicampur dengan bumbu pedas dari parutan kelapa.
Ada banyak makna melekat pada sayuran maupun bumbunya. Kangkung dimaknai 'jinangkung' artinya melindungi, bayam diartikan sebagai 'ayem tentrem', taoge atau kecambah melambangkan tumbuh, juga kacang panjang melambangkan pemikiran jauh ke depan.
Kemudian bumbu urap dimaknai sebagai 'urip' atau hidup, menghidupi, menafkahi.
Cabai merah biasanya digunakan sebagai hiasan bagian puncak tumpeng. Cabai dipotong menyerupai kelopak bunga yang melambangkan api dan memberikan penerangan sehingga bermanfaat buat orang sekitar.
Lihat juga:'Misteri' Kalkun Panggang saat Thanksgiving |