Psikolog Nilai Mutilasi Kalimalang Tak Didasari Luapan Emosi

CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2020 18:28 WIB
Alih-alih bentuk agresi yang bersifat emosional, kasus mutilasi Kalimalang justru dinilai didasari oleh motif instrumental.
Ilustrasi. Alih-alih bentuk agresi yang bersifat emosional, kasus mutilasi Kalimalang justru dinilai didasari oleh motif instrumental. (iStockphoto/Marccophoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jasad korban pembunuhan dan mutilasi ditemukan di Kalimalang, Bekasi pada Senin (7/12). Hingga saat ini, kepolisian masih terus menginvestigasi kasus mutilasi tersebut lantaran jasad yang ditemukan hanya bagian badan tanpa kepala, lengan kiri, dan kedua kaki.

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel kasus ini tak didasari oleh luapan emosi. Alih-alih bentuk agresi yang bersifat emosional, Reza justru melihat kasus ini didasari motif instrumental untuk menghilangkan barang bukti.

"Dalam kejadian ini, tubuh korban tidak hanya dimutilasi, tapi juga dibuang ke tempat-tempat terpisah. Itu instrumental banget motifnya, penghilangan barang bukti. Bukan agresi emosional," kata Reza kepada CNNIndonesia.com, Selasa (12/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Motif instrumental merupakan kebalikan dari motif emosional. Motif emosional biasanya dipicu karena rasa marah atau kecewa lantaran dendam, sakit hati, atau cemburu. Sedangkan motif instrumental tidak berhubungan dengan suasana hati.

"[Misalnya] menghilangkan barang bukti, mendapatkan harta, mencari popularitas, menutupi kejahatan lain. Tidak ada sangkut pautnya dengan suasana hati," kata Reza.

Untuk mendalami motif dan hal yang mendasari pembunuhan disertai mutilasi ini, polisi mesti segera menemukan pelaku dan mengusut tuntas kasus ini.

(ptj/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER