Saffron jadi primadona dalam dua tahun terakhir. Berbagai kandungan dalam saffron dipercaya memberikan banyak khasiat.
Saffron merupakan untaian benang yang berasal dari putik bunga Crocus sativus. Bagian kepala putik bunga dipercaya mampu meningkatkan kesehatan tubuh. Tak heran, selama pandemi, saffron begitu banyak dicari meski harganya tidak murah.
Saffron memang dijual dengan harga selangit, hingga mencapai ratusan juta per kilogramnya. Harga yang tinggi ini didorong oleh proses panen saffron yang masih dilakukan secara manual dan terbilang sulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Alasan Saffron Jadi Rempah Termahal di Dunia |
Di balik proses panennya rumit, tapi kandungan saffron begitu berharga. Saffron mengandung lemak (5 persen), air (10 persen), mineral (5 persen), protein (12 persen), serat kasar (5 persen), dan gula (63 persen). Pada putik saffron terdapat lebih dari 150 senyawa volatil dan senyawa aroma."Saffron mekar hanya setahun sekali dan harus dipanen dalam waktu sangat singkat. Proses pemetikan selama 3-4 minggu pada Oktober-November," ujar Kepala Pusat Biofarmaka Tropika (TropBRC), Profesor Irmanida Batubara, melalui keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Ada pula tiga senyawa bioaktif utama, yakni crocin, picro crocin, dan safranal. Ketiganya bertanggung jawab akan warna, rasa, dan bau khas saffron. Irmanida mengatakan, tiga senyawa ini pula yang menentukan nilai saffron.
![]() |
Crocin, bertanggung jawab atas warna. Saffron memiliki warna kuning-oranye keemasan terutama berkat crocin. Picro crocin bertanggung jawab atas rasa sehingga saffron memiliki rasa pahit. Pada akhirnya rasa yang ditimbulkan saffron mengarah pada safranal.
Selain itu juga terdapat bahan aktif berupa zeaxanthin, likopen, karoten, dan vitamin terutama riboflavin, serta tiamin pada saffron.
Namun, Anda perlu tahu, bahwa saffron dalam bentuk kering sangat sensitif terhadap fluktuasi tingkat keasaman dan cepat rusak secara kiwiawi jika ada cahaya dan zat pengoksidasi. Oleh karena itu, Irmanida menyarankan agar saffron disimpan dalam wadah kedap udara.
"[Saffron] harus disimpan dalam wadah kedap udara untuk meminimalisasi kontak dengan atmosfer," ujar Irmanida.
Secara tradisional, saffron banyak digunakan untuk berbagai hal termasuk sebagai afrosidiak, pewangi, tonik, obat sakit perut, antispasmodik, antikanker, pereda demam dan peradangan, hingga menjaga kesehatan kulit.
Lihat juga:7 Manfaat Saffron untuk Kesehatan |
Sebuah studi pada tikus menemukan, ekstrak kasar putih saffron meningkatkan pemulihan cedera iskemia, perbaikan memori, dan meningkatkan fokus belajar.Dalam pengobatan tradisional India, saffron juga digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Begitu pula di Persia, di mana saffron digunakan untuk mengatasi depresi.
Di berbagai negara, kandungan saffron juga telah digunakan selama berabad-abad untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
(els/asr)