Jakarta, CNN Indonesia --
Sebelum pandemi virus Corona melanda dunia, Hari Natal dirayakan dengan berbagai kemeriahan. Mulai dari pasar Natal hingga ajang diskon belanja.
Pemeluk agama Kristen juga dengan semangat menghias rumahya dengan dekorasi khas Natal, tak lupa acara kumpul keluarga usai menghadiri ibadah di gereja.
Tak kalah dengan luar negeri, di penjuru Indonesia tradisi dan ritual Natal juga ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kini tradisi dan ritual Natal nampaknya tiada. Ibadah di gereja juga dibatasi dan diberi protokol kesehatan pencegahan virus Covid-19 yang ketat.
Bagi yang rindu kemeriahan Hari Natal, berikut rangkuman tradisi dan ritualnya di penjuru Indonesia:
1. Kunci Taon, Manado
Bagi masyarakat Manado, perayaan Natal sudah dimulai sejak 1 Desember. Umumnya disebut dengan perayaan Kunci Taon.
Dalam bahasa Indonesia, Kunci Taon artinya Penguncian Tahun. Jadi, perayaan Natal dan tahun baru diibaratkan sebagai penutup tahun.
Perayaan dilakukan dengan festival yang digelar sebulan penuh, dimana masyarakat akan berpawai keliling kota menggunakan kostum bertema Natal.
2. Wayang Kulit Kristus, Yogyakarta
Yogyakarta yang sarat akan budaya dan seni senang merayakan Natal dengan cara yang khas, yakni dengan pagelaran wayang.
Berbeda dengan cerita wayang lainnya, khusus di hari dan Menjelang Natal, pagelaran Wayang Kulit Kristus menceritakan kelahiran Yesus Kristus.
3. Ngejot dan Penjor, Bali
Ngejot dan Penjor merupakan tradisi yang terinspirasi dari kebiasaan yang dilakukan umat Hindhu saat perayaan Galungan, namun diadaptasi pula oleh kaum Nasrani.
Ngejot dilakukan dengan memberikan bingkisan makanan menu khas Bali kepada sesama. Sedangkan Penjor dilakukan dengan menghiasi rumah dan gereja dengan janur kuning, penanda perayaan Natal.
4. Rabo-rabo, Jakarta
Tradisi ini banyak dilakukan warga di daerah Tugu, Jakarta Utara. Karena pengaruh Portugis, wilayah ini termasuk yang banyak menampung masyarakat beragama Nasrani.
Bagi masyarakat sekitar Kampung Tugu, Natal umumnya dirayakan dengan tradisi Rabo-rabo, yakni dengan memainkan lagu Natal dengan musik keroncong sambil berkeliling kampung.
5. Marbinda, Sumatera Utara
Perayaan Natal di Sumatera Utara hampir mirip dengan Hari Raya Idul Adha bagi umat Muslim. Masyarakat Nasrani di sana merayakan Natal dengan tradisi Marbinda, yakni menyembelih hewan.
Hewan seperti sapi, kerbau dan babi disembelih dan dagingnya dibagikan kepada ke masyarakat. Tradisi ini dilakukan sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan antar warga.
6. Meriam Bambu, Flores
Masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur senang merayakan Natal dengan tradisi Meriam Bambu, yang dilakukan dengan menembakkan meriam yang terbuat dari bambu.
Meriam bambu ditembakan bersamaan dengan kembang api, sehingga malam Natal di Flores umumnya diiringi dentuman yang meriah.
Kegiatan ini bukan hanya digemari oleh anak muda, tapi juga orang tua. Masyarakat setempat pun memastikan setiap peralatan yang digunakan aman dan menggunakan bahan tradisional.
7. Van Vare, Larantuka
Setiap tahun, perayaan Natal di Larantuka, Flores Timur dilakukan dengan pertunjukan musik orkestra dan paduan suara dari Keuskupan Larantuka.
Kegiatan ini disebut dengan Van Vare. Lagu-lagu yang dimainkan dalam orkestra bertujuan menegur dan membimbing orang-orang yang berdosa agar kembali ke jalan yang benar.