Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal, termasuk konsep pesta pernikahan. Sebagian besar pesta pernikahan di Indonesia, umumnya digelar secara masif yang dihadiri ratusan hingga ribuan tamu undangan.
Tamu terkadang tidak hanya kerabat dekat pasangan tapi juga para orang tua.
Namun, sejak pandemi Covid-19 berlangsung pada awal 2020, konsep itu berubah seiring dengan aturan pembatasan sosial yang diterapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesta pernikahan dilangsungkan hanya dihadiri keluarga dekat pasangan dan digelar secara virtual untuk para kerabat lainnya. Diprediksi, konsep pernikahan ini akan terus berlangsung mengingat biaya yang lebih hemat serta suasana yang lebih khidmat.
Psikolog Roslina Verauli melihat tren pernikahan yang digelar secara intim akan terus berlangsung tidak hanya karena pandemi Covid-19 tapi juga kesadaran bahwa pesta pernikahan bukanlah pernikahan itu sendiri.
"Orang semakin sadar bahwa wedding bukan marriage life atau pesta pernikahan bukanlah pernikahan itu sendiri. Orang juga semakin rasional bahwa pernikahan enggak usah ramai-ramai undang ribuan orang," kata psikolog yang kerap disapa Vera ini saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu.
Vera mengatakan bahwa konsep pernikahan intim sebenarnya sudah ada sedari lama. Hanya saja, sebagian besar masyarakat Indonesia memilih pesta pernikahan besar karena terbentur budaya berkumpul yang masih kental.
Belum lagi dengan sebagian orangtua yang kerap menjadikan pernikahan sang anak sebagai tolok ukur kesuksesan.
"Harus diakui bahwa kita memang budaya kolektif, sukanya kumpul, guyub. Selain itu perhelatan pernikahan sering jadi pride orang tua, untuk status sosial dan juga ajang kumpul saudara udah kayak lebaran," papar Vera.
Namun, bagi yang masih mengidamkan pesta pernikahan secara intim, Vera mengatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat.
Menggelar pesta pernikahan hanya dengan kerabat dan keluarga dekat secara intim dan hangat, di tempat yang disukai, dengan konsep minimalis tapi penuh makna.
"Tahun depan justru bisa menjadi alasan untuk enggak buat pesta besar. Ini jadi paradoks menurut saya untuk orang tunda pernikahan karena pandemi, justru sekarang waktu yang paling oke gelar pernikahan dengan biaya hemat," katanya.
Di samping itu, menurut Vera, uang yang sedianya untuk mengadakan pesta besar bisa dialihkan sebagai kebutuhan utama di masa depan.
"Jadi enggak perlu ada utang, nebeng tinggal di rumah orangtua karena uangnya habis gelar pesta besar. Enggak ada juga ribut-ribut karena masalah finansial yang biasa terjadi setelah gelar pesta besar," tambah dia.
(agn)