Outercourse, Menikmati Kepuasan Hubungan Seks Tanpa Penetrasi

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 23:30 WIB
Seks tak melulu soal penetrasi. Salah satunya adalah outercourse, seks yang dilakukan tanpa ada proses penetrasi.
Ilustrasi. Seks tak melulu soal penetrasi. (iStockphoto/Vasyl Dolmatov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seks tak melulu soal penetrasi. Istilah 'seks' memiliki cakupan yang luas, bahkan tanpa perlu melibatkan penetrasi alias outercourse.

Istilah outercourse sendiri muncul pada tahun 1980-an saat tren soal seks aman jadi ramai. Tujuannya untuk membantu seseorang membedakan antara intercourse dan semua hal berbau seks yang bisa dinikmati tanpa penetrasi.

"Beberapa orang menganggap outercourse adalah segalanya, kecuali penis di dalam vagina. Yang lain mengecualikan penetrasi dalam bentuk apa pun," ujar seksolog Tyomi Morgan, mengutip Cosmopolitan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seksolog lain, Carol Queen mengatakan, outercourse bisa sangat bervariasi seperti sentuhan, bermain dengan sex toys, bahkan BDSM.

Outercourse juga bisa membawa pasangan pada puncak kenikmatan alias orgasme. Justru saat tidak fokus pada penetrasi, Anda dan pasangan malah jadi makin kreatif, seks lebih menyenangkan, dan lepas dari beban menyoal puas atau tidak puas.

Kalau tidak ada penetrasi, apa bedanya outercourse dan foreplay?

Anda bebas menganggap keduanya punya hubungan bahkan bersinonim satu sama lain. Namun, foreplay lebih menyiratkan akan sesi pembuka sebelum menuju sesi utama. Sedangkan outercourse memang jadi menu utama, bukan pembuka aktivitas lain.

Apa saja keuntungan outercourse?

Mungkin Anda masih berpikir, apa enaknya seks tanpa penetrasi? Queen dan Morgan pun menjabarkan hal-hal yang menguntungkan dan bisa saja tidak Anda temukan di intercourse. Berikut di antaranya.

1. Kreatif dengan sesi BDSM seperti memanfaatkan penutup mata.
2. Tetap bisa berhubungan seks meski masih dalam periode menstruasi. Seks penetratif bisa terasa tidak nyaman saat pendarahan sedang deras-derasnya, sehingga pilihan sentuhan atau rangsangan di area lain masih memungkinkan.
3. Bisa mencegah kehamilan meski tidak menggunakan alat kontrasepsi.
4. Tetap bisa menikmati seks meski mengalami vaginismus, timbul jaringan parut, atau endometriosis.
5. Risiko terkena penyakit menular seksual (PMS) yang lebih rendah. Kendati demikian, Anda tetap disarankan untuk berhati-hati saat melakukan seks oral.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER