Presiden Joko Widodo menerima vaksin corona, Sinovac, perdana pada Rabu (13/1). Vaksinasi dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Vaksin perdana untuk Jokowi diberikan secara langsung oleh perwakilan tim dokter kepresidenan, ahli penyakit dalam, Profesor Abdul Muthalib.
Pada dasarnya, vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan memerangi patogen, baik virus maupun bakteri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sembarang melakukan vaksinasi, hasil yang didapat bisa tidak maksimal. Ada beberapa syarat terkait kondisi tubuh yang harus dipersiapkan jelang vaksinasi, seperti berikut.
Vaksinasi merupakan proses pemberian produk biologis untuk merangsang respons kekebalan tubuh. Karena berupa produk biologis dan efek yang diharapkan berupa respons kekebalan, maka syarat utama orang yang menerima vaksin adalah tubuh dalam kondisi sehat.
"Jadi secara umum, vaksin kita berikan ke anak yang sehat. Ini berlaku juga pada orang dewasa," kata Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Profesor Hindra Irawan Satari, kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, saat vaksin diberikan pada orang yang bertubuh sehat maka, respons kekebalan bisa optimal sesuai harapan.
Kondisi tubuh demam sama sekali tidak boleh mendapatkan vaksin. Menurut Pemilik Rumah Vaksinasi Bogor, dr Tafdhila Rahmaniah, suhu tubuh harus stabil saat pemberian vaksin.
"Kalau demam perlu menunda vaksinasi. Kita enggak tahu itu demam karena apa, tunggu stabil," katanya.
Vaksin biasanya ditujukan untuk orang dengan usia tertentu. Dalam kasus vaksin Covid-19 Sinovac, vaksin ditujukan untuk orang berusia 18-59 tahun. Anak-anak juga lansia di luar kelompok usia tidak boleh mendapatkan vaksin.
"Pada vaksin yang saat ini sedang diuji, tidak boleh untuk anak-anak karena belum ada penelitian pada anak-anak," kata ahli alergi dan imunologi Profesor Iris Rengganis, beberapa waktu lalu.
Lihat juga:Perjalanan 12 Vaksin Covid-19 Dunia |
Mereka yang memiliki penyakit penyerta termasuk diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi.
"Komorbid atau penyakit bawaan harus dalam kondisi terkontrol dan mendapatkan persetujuan dari dokter yang merawat, maka boleh mendapatkan vaksin," kata Iris.
Khusus Covid-19, vaksin belum disarankan diberikan pada mereka yang memiliki penyakit autoimun, sebagaimana yang tercantum dalam rekomendasi dari PP Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni).
Alasannya, hingga kini belum ada riset terkait efektivitas vaksin terhadap penderita penyakit autoimun.
"Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk vaksinasi Covid-19 sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi," bunyi rekomendasi dari PP Peralmuni.
(els/asr)