Juru bicara vaksinasi Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat, termasuk Raffi Ahmad agar tetap disiplin menjalani protokol kesehatan meski telah divaksin.
"Semua harus disiplin protokol kesehatan, termasuk yang sudah divaksinasi," kata dr Reisa kepada ANTARA, Kamis (14/1).
Lebih lanjut, Reisa mengatakan bahwa protokol kesehatan termasuk senantiasa memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raffi Ahmad ramai menjadi perbincangan di media sosial setelah sejumlah fotonya tersebar dan terlihat menghadiri sebuah acara pada Rabu (13/1) malam, tanpa mengenakan masker.
Padahal, pagi harinya Raffi baru saja menerima vaksin Covid-19 perdana bersama Presiden Jokowi Widodo dan sejumlah pejabat.
Reisa kemudian menambahkan bahwa seharusnya masyarakat, apalagi figur publik hendaknya jadi benteng perlindungan diri dari Covid-19.
"Yuk saling mengingatkan soal protokol kesehatan ini," kata dokter yang pernah jadi presenter dr OZ Indonesia tersebut.
Sebelumnya, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Sri Rezeki Hadinegoro telah mengatakan hal serupa bahwa orang tidak boleh lepas masker sekalipun sudah mendapatkan vaksinasi.
Hal ini terjadi karena pembentukan antibodi memerlukan waktu.
Implementasi 3M atau mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, dan juga penerapan 3T tidak boleh kendor dulu. Tubuh belum terbentuk antibodi penuh (full) jika baru sekali vaksinasi.
Perlindungan akan penuh saat dosis sudah penuh apabila dosis sudah penuh (2 kali vaksinasi) dan sudah tercapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Setelah disuntik dua kali perlu 14 hari sampai satu bulan antibodi (terbentuk), tubuh masih rentan, maka masker (dan protokol kesehatan) tidak boleh lepas," ujar Sri saat konferensi pers bersama BPOM, Senin (11/1).
Prof. Iris Rengganis, ahli alergi dan imunologi, menambahkan vaksinasi dilakukan dua kali karena dosis vaksin tidak bisa diberikan sekaligus. Perlu ada waktu jeda selama dua minggu dilengkapi dengan implementasi protokol kesehatan atau 3M.
"Vaksinasi dua kali karena vaksinnya mati, inactivated, tidak bisa berkembang biak. Satu kali vaksin itu 0,5 cc, maka perlu dua kali agar jadi 1 cc, dan ini tidak bisa langsung sekaligus diberikan 1 cc sekali suntik. Dari immunologi itu berbeda," ucap Iris.
"Jangan sampai satu kali vaksinasi aman, 3M-nya tidak patuh, lalu tertular dan sakit. Kemudian disebut sakit gara-gara vaksinnya. Ini miss communication."
"Jangan sampai gara-gara vaksin jadi sakit sebelum vaksinasi kedua," jelas Iris.
Atas kasus ini, Raffi sendiri telah membuat permintaan maaf dan mengakui keteledorannya tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Terkait peristiwa tadi malam, di mana saya terlihat berkumpul dengan teman-teman tanpa masker dan tanpa jaga jarak, pertama saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Presiden Republik Indonesia Bapak@jokowi,Sekretariat Presiden, KPCPEN, dan juga kepada seluruh masyarakat Indonesia atas peristiwa tersebut," kata Raffi melalui Instagram.
Raffi kemudian menjelaskan bahwa ia berkumpul bukan di tempat umum, melainkan di rumah pribadi ayah salah satu temannya.
"Di situ juga sebelum memasuki rumahnya, mematuhi protokoler, tetapi pas di dalam, kebetulan saya lagi makan, tidak pakai masker, dan ada yang foto. Namun apa pun itu, saya tetap meminta maaf karena kejadian ini jadi heboh," ucapnya.