Kami biasa datang ke sana setelah selesai beribadah untuk mencicipi pilihan menu yang ada atau sekadar menikmati suasana Natal yang tidak dapat ditemukan di Indonesia.
Sebelum pandemi saya selalu menyempatkan waktu satu atau dua kali dalam seminggu untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman dari gereja.
Biasanya setelah selesai PA (Pemahaman Alkitab) di hari Sabtu, kami pergi ke rumah salah satu teman kami untuk masak bersama. Tentunya makanan Indonesia lah yang kami masak demi melepas rindu akan kampung halaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu terkadang saya juga bertemu dengan teman-teman Jerman untuk sekadar jalan-jalan atau berolahraga. Namun hal yang paling saya sukai adalah acara BBQ di taman kota ketika musim panas.
Menurut saya, memiliki komunitas yang sehat di tanah rantauan sangat membantu sehingga kita tidak merasa kesepian. Saling bertukar kabar dengan keluarga di Indonesia pun adalah hal yang wajib untuk dilakukan.
Namun selama pandemi, saya tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Keinginan mengunjungi hostfamily untuk sekedar bersilaturahmi pun terhalang. Kegiatan gereja pun menjadi terbatas.
Mau tidak mau saya menghabiskan malam tahun baru kemarin seorang diri yang saya gunakan untuk merefleksikan apa yang terjadi di satu tahun kebelakang dan menghitung berkat yang saya dapat.
Puji Tuhan pergantian tahun kali ini meski dengan situasi yang ada, bisa saya jalani dengan sukacita.
Selama pandemi, pemerintah Jerman membagi kelompok penerimaan vaksin untuk diprioritaskan. Menurut Kementerian Kesehatan Federal Jerman kelompok pertama diperuntukkan untuk lansia berusia di atas 80 tahun, orang-orang yang hidup dengan perawatan khusus, pekerja di rumah lansia, dan tenaga medis.
Prioritas kedua diperuntukkan bagi lansia berusia di atas 70 tahun, penderita Down-Syndrom dan demensia, orang-orang dengan disabilitas, polisi, dan orang-orang yang bekerja untuk pengungsi.
Kelompok selanjutnya untuk lansia berusia di atas 60 tahun, penderita penyakit tertentu seperti HIV, diabetes, penyakit jantung, kanker, asma, dan lainnya. Selain itu pekerja administrasi dan badan konstitusional serta pengajar termasuk dalam kelompok ini.
Sampai detik ini tidak ada informasi yang mengatakan bahwa tidak disediakan vaksin bagi pendatang.
Mereka mengatakan bahwa, jika ketersediaan vaksin sudah memadai, semua orang yang ada di Jerman berhak untuk mendapatkan vaksin secara sukarela tanpa dipungut biaya.
Disiplin, terstruktur, dan tepat waktu, adalah pelajaran hidup yang bisa saya petik selama tinggal di Jerman. Selain itu kebiasaan mengemukakan pendapat tanpa takut salah juga saya pelajari selama tinggal di sini.
Bagi pembaca CNNIndonesia.com yang ingin merantau ke Jerman sebaiknya juga ikut menyiapkan mental selain kemampuan berbahasa Jerman.
Pasalnya, perbedaan budaya yang signifikan akan mempengaruhi kualitas hidup kita selama merantau, jika kita tidak memiliki mental yang kuat.
---
Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Tulisan yang dikirim minimal 1.000 kata dan dilengkapi minimal tiga foto berkualitas baik yang berhubungan dengan cerita. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, silakan hubungi [email protected]
(ard)