Pepohonan hijau dan semilir angin menyambut pengunjung di Agroeduwisata Ragunan yang bagai oase di tengah keruwetan Kota Jakarta. Rasanya tak perlu lagi menempuh perjalanan puluhan kilometer ke Bogor untuk menikmati lingkungan sejuk nan hijau.
Akses menuju Agroeduwisata Ragunan cukup mudah. Dekat dengan tol lingkar luar TB Simatupang, kawasan hijau ini tidak jauh dari Taman Margasatwa Ragunan, berseberangan dengan Kantor Kementerian Pertanian.
Untuk mencapai lokasi, pengunjung hanya perlu keluar dari jalan utama Jalan Raya Ragunan, masuk ke dalam Jalan Poncol, Kelurahan Ragunan, Kota Jakarta Selatan, dekat permukiman warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Raya Ragunan, pengunjung akan menemukan sebuah tempat yang dipenuhi tanaman hijau.
"Warga yang datang selain untuk berjemur juga untuk berolahraga," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Senin (1/2).
Agroeduwisata Ragunan menjadi tempat pelestarian tanaman langka seperti kemang, bowok, jamblang, wuni, nyam-nyam, kecapi dan menteng, juga tanaman khas Kota Jakarta Selatan, seperti alpukat cipedak dan blimbing.
Di sini terdapat pula kebun tanaman toga atau tanaman obat serta tanaman superfood, yakni tanaman yang dapat diolah menjadi makanan bernutrisi tinggi seperti bayam brazil, kale, gingseng jawa dan masih banyak lainnya. Pengunjung yang berminat bisa membeli bibit tanaman di sini.
Bukan cuma kebun, ada juga budidaya lele dengan teknik bioflok serta perawatan kelinci.
Sebelum masa pandemi, Agroeduwisata Ragunan menjadi tempat edukasi pertanian untuk anak-anak sekolah. Tapi aktivitas tersebut terhenti seiring diberlakukannya pembelajaran jarak jauh.
Saat ini Agroeduwisata Ragunan masih dibuka untuk umum, namun jumlah pengunjungnya dibatasi 20 orang sesuai aturan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
![]() |
![]() |
Agroeduwisata Ragunan dulunya merupakan pusat pembibitan, penyuluhan dan pelatihan pertanian di bawah pengelolaan Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) sejak 1984.
Lalu pada 1993, pengelolaan berpindah ke Pemerintah Kota Jakarta Selatan melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan.
Pusat pembibitan dan pelatihan pertanian itu lalu bertransformasi menjadi Agroeduwisata Ragunan dan diresmikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Jumat (15/1) lalu.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Agroeduwisata Ragunan yang memuliki luas 2,2 hektare merupakan tempat edukasi penerapan konsep pertanian permakultur yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia sekaligus tempat wisata.
Permakultur serupa dengan konsep pertanian terpadu dan pertanian organik, yang cocok dikembangkan dengan kegiatan urban farming (pertanian perkotaan).
Sebelumnya terdapat empat lokasi agroeduwisata yang dikembangkan di DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian dan menerapkan konsep pertanian permakultur.
Hasudungan menjelaskan, permakultur menekankan pada rancangan pertanian dan integrasi dengan implementasi berupa praktek pertanian. Konsep ini memiliki kode etik, yakni peduli pada bumi, peduli akan manusia dan pengaturan batas konsumsi serta populasi.
"Intinya adalah pertanian yang lestari," kata Hasudungan.
Selama pandemi, ia melanjutkan, banyak warga Jakarta yang lebih banyak di rumah lalu menyibukkan diri dengan bertani di perkarangan rumahnya. Ini pula yang mendorong aktivitas urban farming di Jakarta ikut meningkat.
Rata-rata hampir setiap kelurahan yang ada di 10 kecamatan di Jakarta Selatan memiliki dua sampai tiga gang hijau.
Data menunjukkan, dalam kegiatan panen serentak se-DKI Jakarta tanggal 25 November 2020, Pemerintah Kota Jakarta Selatan mampu memanen 2,2 ton sayuran dan buah-buahan (sukun, labu, alpukat cipedak) dari kegiatan pertanian perkotaan yang ada di wilayah tersebut.
Tidak hanya sayuran, panen tersebut juga menghasilkan 650 kilogram ikan yang dibudidayakan dengan teknik bioflok.
"Ini adalah potensi yang sangat besar yang bisa diberdayakan," pungkas Hasudungan.
(ard)