Kapan Harus Program Bayi Tabung?

CNN Indonesia
Selasa, 09 Feb 2021 17:19 WIB
In-vitro fertilization (IVF) atau kerap disebut bayi tabung merupakan salah satu terapi yang bisa dipilih pasangan untuk memperoleh keturunan.
Ilustrasi. In-vitro fertilization (IVF) atau kerap disebut bayi tabung merupakan salah satu terapi yang bisa dipilih pasangan untuk memperoleh keturunan. (iStockphoto/Simon Dannhauer)
Jakarta, CNN Indonesia --

In-vitro fertilization (IVF) atau kerap disebut bayi tabung merupakan salah satu terapi yang bisa dipilih pasangan untuk memperoleh keturunan. Terapi ini bekerja dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia.

Di antara terapi-terapi lain, IVF terbilang menjanjikan peluang kehamilan cukup tinggi.

"Di saat terapi inseminasi dibantu obat-obatan memberikan peluang 20-25 persen (kehamilan), penanganan dengan IVF memberikan peluang 40 persen lebih per siklus," kata Yassin Yanuar Mohammad, dokter spesialis kebidanan dan kandungan-konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi, dalam webinar bersama RS Pondok Indah IVF Center, Kamis (4/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tingkat keberhasilan cukup tinggi, bukan berarti Anda langsung bisa memilih terapi ini. Yassin berkata tiap pasangan perlu melalui tahap pemeriksaan, kemudian melihat latar belakang gangguan kesuburan.

Di tahap ini, dokter akan menjelaskan masalah dan memberikan pilihan terapi pada pasangan. Tiap pilihan terapi akan berbeda dalam hal proses dan tentu saja biaya.

Akan tetapi ada kasus-kasus tertentu yang membuat terapi IVF bersifat wajib. Apa saja?

1. Gangguan sperma

Selain kondisi sel telur, sperma pun harus fit untuk bisa membuahi dan terjadi kehamilan. Pemeriksaan pada suami akan melihat kondisi sperma termasuk jumlah, bentuk dan gerakan.

Terkait jumlah, dalam 1 mililiter air mani setidaknya terdapat sekitar 15 juta sperma demi terjadi pembuahan.

"Dibutuhkan belasan juta sperma yang masuk dan hanya satu yang membuahi sel telur. Dalam kasus azoospermia ini indikasi mutlak bayi tabung," kata Yassin.

Kondisi azoospermia membuat cairan mani yang keluar sama sekali tidak mengandung sperma. Sperma hanya bisa diperoleh dari proses pembedahan ke sumbernya atau testis. Sperma kemudian dipertemukan dengan sel telur di luar tubuh.

Selain azoospermia, kelainan berat pada sperma seperti jumlah sedikit, kemampuan berenang buruk, gangguan bentuk parah, perlu dibantu untuk proses pembuahan.

2. Sumbatan di kedua saluran telur

Gangguan kesuburan bisa akibat sumbatan pada saluran telur akibat infeksi pelvis, chlamydia, endometriosis tuba juga riwayat operasi tuba. Kondisi diperparah saat penyumbatan terjadi di kedua saluran.

"Kalau dua-duanya sumbatan maka peluang pembuahannya sangat kecil. Jika begini, perlu pembuahan di luar tubuh," imbuhnya.

3. Endometriosis

Kasus endometriosis atau kista coklat berat mau tidak mau dilakukan pembuahan di luar tubuh. Dalam kondisi normal, jaringan endometrium biasanya keluar selama menstruasi saat tidak terjadi pembuahan.

Namun kondisi endometriosis membuat jaringan endometrium menumpuk di luar rahim dan mempersulit memperoleh keturunan.

4. Gangguan pematangan telur

Ada banyak kondisi yang mengakibatkan gangguan pematangan telur. Yassin berkata penyebab terbanyak adalah PCOS atau polycystic ovarian syndrome.

"80 persen masalah pematangan telur akibat PCOS. Biasanya diberi obat pematangan telur. Namun bayi tabung jadi terapi yang cukup baik pada kasus PCOS," katanya.

5. Unexplained

Ada penyebab-penyebab yang sulit dideteksi atau unexplained. Setelah pengecekan, kondisi sel telur sehat, tak ada kista.

Di sisi suami, sperma kondisi baik dan tak ada masalah lain. Hanya saja masih terjadi gangguan kesuburan sehingga bayi tabung bisa jadi pilihan baik.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER