Geosit Juru Seberang, salah satu geosite di Geopark Belitung, merupakan bekas kawasan penambangan timah lepas pantai yang saat ini difokuskan pada rehabilitasi lahan pasca tambang.
Cangkang kerang purba Lingula unguis - hewan yang mewakili evolusi dari Zaman Kambrium (542 juta tahun yang lalu), ditemukan di daerah tersebut.
Rehabilitasi yang dilakukan termasuk proyek pembiakan ikan kerapu dan udang, dan penanaman kembali pohon bakau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Geosite ini juga menawarkan pantai berpasir putih dengan pinus laut (Casuarina equisetifolia) dan lokasi memancing tradisional.
Wisatawan yang datang ke sini juga bisa menyaksikan matahari terbenam dan pemandangan kota Tanjungpandan di menara pandang setinggi enam meter di sana.
Terdapat juga restoran bertema kapal miniatur seolah-olah pengunjung sedang makan di tengah lautan.
Habitat monyet mungil yang disebut juga monyet hantu, Tarsius, ini sering didatangi turis untuk menikmati pemandangan Belitung dari ketinggian. Puncak ini awalnya digunakan untuk memata-matai kedatangan musuh yang datang dari Laut China Selatan.
Bukit Peramun terletak di Desa Air Selumar. Sesuai namanya, bukit ini awalnya sering didatangi warga sekitar yang mencari tanaman obat.
Hutan di Bukit Peramun tercatat memiliki 147 jenis pohon berkhasiat obat, sekaligus delapan jenis tanaman anggrek, dan 30 jenis lumut.
Lihat juga:INFOGRAFIS: Peta Taman Bumi di Indonesia |
Tanjung Kelayang dikenal sebagai area pantai dengan formasi bebatuan granit besar di tepinya.
Pasir putih berpadu dengan air laut yang jernih bak membiru, serta rapatnya pepohonan cemara membuat pantai ini semakin ramai didatangi turis.
Wisatawan juga dapat menyaksikan batu unik yang sangat populer disebut Batu Kelayang atau Pulau Batu Kepala Burung Garuda.
Nama tersebut tak terlepas dari bentuknya yang mirip seperti burung garuda atau kelayang dalam bahasa Belitung.
Pulau Kepayang, Pulau Lengkuas, dan Pulau Baru Berlayar dan Pulau Malang Ara juga sekaligus bisa didatangi untuk island hopping.
Berada di Desa Sungai Padang, ada Pantai Batu Bedil yang juga menyuguhkan pemandangan pesisir nan indah.
Namanya berasal dari gugusan tiga batu granit yang berjajar mirip meriam atau bedil dalam bahasa lokal.
Di batu ketiga, ada lubang yang jika tertiup angin kencang atau disapu ombak bakal menyuarakan suara gemuruh bak tembakan. Fenomena alam yang unik ini hanya bisa dinikmati saat air laut surut.
Yang juga unik ialah keberadaan sumur beracun, yang menurut legenda memang sengaja tak ditutup untuk menjebak musuh yang merapat di Pulau Bedil.
Pulau Limau Seri dan Pulau Umang juga bisa didatangi dari Pulau Bedil untuk island hopping.
Diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun, bebatuan granit di sini merupakan yang terbesar di Belitung.
Batu Baginde berada di Desa Tanjung Kandis. Medan perjalanan menuju ke sana terbilang sudah beraspal halus dan dikelilingi hutan rimbun serta perkebunan sawit.
Ada dua bongkahan batu yang berada di sana, disebut batu jantan dan batu betina. Hanya batu betina yang boleh didaki.
Batu Baginde bisa dikunjungi turis usai bermain air di Pantai Penyabong.