Buku program diet ala Tya Ariestya mengundang banyak kontroversi. Dia menurunkan berat badannya hingga 22 kilogram dalam waktu 4 bulan dengan menjalani diet tanpa mengonsumsi sayur-sayuran.
Dalam buku diet yang ditulisnya, dia mengungkapkan dietnya dilakukan dengan jalan kaki 45 menit setiap hari. Kedua, disiplin dengan waktu makan, dan ketiga mengatur pola makan dengan menghindari minyak, tepung, gula, serta santan. Selain itu, dalam diet juga tanpa sayur.
"Kenapa aku tidak memakan sayur selama program penurunan berat badan? Bukan tidak sama sekali, aku sempat dikasih, tapi it's not work di badan aku," kata Tya dalam unggahan di YouTube bersama rekannya Witta Sylvia dan dr Yusri Dinuth beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut dokter aku, kalau enggak suka (sayur) malah oke, kamu enggak usah makan sayur," tambah Tya seraya mengatakan kalau sayur sedikit menghambat penurunan berat badan.
Tak ada sayur dalam menu diet dan ungkapan sayur menghambat penurunan berat badan inilah yang kemudian menjadi kontroversi.
Ketika CNNIndonesia.com mencoba mendapatkan komentar Tya Ariestya terkait hal ini, Mai, managernya, mengungkapkan Tya sedang sibuk dan belum bisa memberikan komentarnya.
Menanggapi kontroversi diet Tya Ariestya tanpa sayur ini, dokter gizi Fiastuti Witjaksono dan ahli gizi Ika Setyani mengungkapkan ketidaksetujuannya.
Keduanya sepakat bahwa sayur berperan penting untuk menurunkan berat badan dan juga penting untuk kesehatan tubuh.
"Tidak benar itu," kata Ika kepada CNNIndonesia.com.
"Karena prinsip diet itu bukan menghindari jenis makanan tapi mengatur jumlah makanan yang masuk dan tidak menghilangkan salah 1 dari zat gizi yang diperlukan tubuh. Jadi kalau menghilangkan sayur dalam tubuh yang ada nanti tubuh kekurangan serat, vitamin dan mineral yang ada di dalam sayur."
Hanya saja, Ika menambahkan kalau diet yang dilakukan selebriti tersebut disesuaikan dengan kondisi personalnya yang mungkin tak terbiasa makan sayur. Tak dimungkiri, diet memang diciptakan personal dan tak bisa diikuti sama persis untuk banyak orang yang bisa jadi memiliki kondisi tubuh yang berbeda.
"Tapi kalau dia klaim diet tanpa sayur bisa untuk menurunkan berat badan ya tidak tepat, dan dietnya tidak seimbang."
Senada dengan Ika, Fiastuti juga mengungkapkan bahwa Konsumsi sayuran merupakan hal penting, termasuk untuk diet menurunkan berat badan.
"(Kalau tidak makan sayur) Pertama, seratnya tidak ada, jadi susah BAB, kalau enggak makan sayur dan harus makan yang lain karena kenyangnya terasa kurang," kata Fiastuti saat dihubungi CNNIndonesia.com.
"Mungkin yang harus kita ketahui, sayur itu mengandung banyak nutrien misalnya pertama mengandung serat. Kedua, tiap sayur punya komponen tertentu yang dibutuhkan tubuh."
Serat, yang terkandung di dalam sayur ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Tak cuma berfungsi untuk melancarkan pencernaan tapi serat dari sayuran juga bertugas untuk mengikat lemak.
Dalam diet untuk menurunkan berat badan, sayur juga punya perannya sendiri. Serat dari sayur akan membentuk larutan kental yang berperan untuk proses pengosongan lambung lebih lama. Hal ini akan membuat perut kenyang lebih lama dan mengurangi keinginan makan.
![]() Ilustrasi |
Fiastuti, serat dalam sayuran adalah serat tidak larut. Serat ini berfungsi membentuk massa feses.
"Jadi kalau kita banyak makan sayuran, massa feses akan cepat memenuhi usus, dia merangsang usus untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan ini."
"Kalau kita lihat, sayur dengan volume yang cukup besar, serat tinggi, dia itu kalorinya kecil. Ini poin penting untuk penurunan berat badan," jelasnya.
Namun, bukankah buah juga mengandung serat yang baik untuk tubuh dan berguna untuk diet?
"Kalau mengambil serat dari buah bisa aja. Tapi kalau esensinya buat menurunkan berat badan ya tidak cocok karena kalori buah itu lebih tinggi daripada sayur," ungkap Ika.
(chs)