Punya badan yang besar belum tentu tergolong obesitas. Obesitas dapat diketahui dengan sejumlah pengecekan. Berikut cara mengecek obesitas.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas diartikan sebagai penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan yang menimbulkan risiko kesehatan.
Obesitas dapat diketahui dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar perut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Diet Tepat untuk Orang dengan Obesitas |
Obesitas dapat diketahui dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yakni ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan yang berlaku.
"Kita harus tahu patokannya. Untuk menentukan status gizi itu harus menggunakan IMT," kata ahli gizi klinis, dr Diana F Suganda dalam e-Life Detik Health beberapa waktu lalu.
Rumus menghitung IMT adalah dengan membagi berat badan (kilogram) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (meter).
Misalnya, seseorang dengan berat badan 70 kg memiliki tinggi 165 cm atau 1,65 m. IMT dihitung dengan 70 dibagi 1,65 kuadrat. Maka, hasil yang didapat adalah 25,7.
Hasil ini akan dibandingkan dengan ketentuan status gizi berdasarkan klasifikasi WHO maupun Asia Pasifik. Di Indonesia, Diana menyarankan menggunakan pengukuran klasifikasi Asia Pasifik karena sesuai dengan kondisi orang Indonesia.
![]() |
Berikut klasifikasi status gizi Asia Pasifik.
Berat badan kurang <18,5
Normal 18,5-22,9
Berat badan berlebih >23
Pre-obesitas 23-24,9
Obesitas tipe 1 25-29,9
Obesitas tipe 2 >30
Berdasarkan klasifikasi ini, maka orang dengan berat 70 kg dan tinggi 165 cm tergolong dalam obesitas tipe 1.
Pengukuran ini tidak bisa dilakukan pada anak-anak, ibu hamil, dan atlet atau bodybuilder.
Obesitas juga dapat diketahui dengan mengukur lingkar perut.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan, seseorang dikategorikan obesitas jika memiliki lingkar perut:
Laki-laki > 90 cm
Perempuan >80 cm.