Isra dan Miraj adalah fenomena luar biasa dalam sejarah Islam yang terjadi pada masa kenabian Muhammad SAW, ketika ia mendapat Mukjizat untuk bisa menembus langit ketujuh bertemu Allah.
Dalam perjalanannya, peristiwa Isra Miraj ini memiliki sederet kisah menarik yang bisa diambil hikmah untuk menambah ketakwaan sebagai umat Muslim.
Berikut ini beberapa keteladanan peristiwa Isra Miraj yang dilakukan Nabi Muhammad, dan telah dirangkum dari NU Online:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isra Miraj merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad dengan perjalanannya dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa dalam satu malam, yang kembali ke bumi dengan selamat atas izin Allah.
Selain itu, mukjizat menjadi suatu kemampuan luar biasa yang hanya dimiliki Allah SWT untuk para nabi serta rasul-Nya, dan digunakan sebagai alat kebenaran adanya nabi juga rasul.
Dalam perjalanan Isra Miraj, disebutkan dua masjid bagi umat Islam yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, sebagai tempat suci yang memiliki kedudukan tertinggi.
Membela dan melindungi Masjidil Aqsa dan sekelilingnya, sama dengan turut membela agama Islam. Masjidil Aqsa juga pernah menjadi kiblat salat bagi Muslim sebelum ditetapkannya ka'bah. Bahkan, Rasul mendarat di Masjidil Aqsa tepat setelah peristiwa Isra Miraj.
![]() |
Keteladanan peristiwa Isra Miraj lainnya yaitu bukti bahwa Islam merupakan agama suci. Hal ini berdasarkan pada kisah perjalanan Nabi Muhammad ketika diberi suguhan khamr dan susu.
Saat itu, dari beberapa yang disuguhkan kepada Nabi Muhammad, dirinya memilih cawan yang berisi susu daripada khamr. Jibril mengatakan: "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad serta umatnya."
Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang paling utama di antara para nabi. Dalam kitab al-Jawahir al-Kalamiyah, telah disebutkan keistimewaannya yaitu Nabi Muhammad melebihi sekalian dari para Nabi, dengan tiga macam sifat:
Karena Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus, maka otomatis wahyu kenabian itu sudah terputus semenjak Nabi Muhammad wafat.
Musthofa As Siba'i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa Nabi melakukan Isra Miraj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat.
Hal tersebut menjadi sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (Miraj) kepada Allah SWT, lima kali dalam sehari dengan jiwa dan hati yang khusyuk.
![]() |
Dengan salat yang khusyuk, seseorang akan merasa diawasi Allah, sehingga ia malu untuk menuruti hawa nafsu, malu berkata kotor, berbohong, juga enggan mencaci orang lain.
Itulah bentuk keteladanan peristiwa Isra Miraj yang dapat disimpulkan, sehingga sebagai umatnya senantiasa bisa terus meningkatkan keimanan kepada Allah.
(avd/fjr)