Kementerian pariwisata negara-negara di dunia sudah pasti sedang memutar otak untuk mengakali lesunya sektor pariwisata di kawasannya akibat pandemi virus Corona. Menyulap hotel sebagai akomodasi karantina pasien Covid-19 atau mengemas paket bekerja dari destinasi wisata menjadi beberapa caranya.
Thailand bisa dibilang salah satu negara dengan kreatifitas yang patut diacungi jempol. Setelah mengungkap rencana karantina turis mancanegara di hotel mewah, Negara Gajah Putih ini kembali mengumumkan lokasi baru untuk karantina: di yacht.
Turis yang memilih opsi karantina di yacht wajib menunjukkan bukti tes PCR negatif serta bersedia dipantau kesehatan dan lokasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Lonely Planet pada Rabu (10/3), sekitar 100 yacht kini diharapkan ikut serta dalam program yang saat ini sedang berlangsung di Phuket.
Wisatawan yang menjadi peserta diharuskan memakai gelang pintar yang memantau lokasi dan tanda-tanda vital mereka, termasuk suhu dan tekanan darah.
Jam tangan ini dapat mengirimkan informasi di laut dalam radius 10 km.
Digital Economy Promotion Agency (Depa) sedang mengerjakan program tersebut dengan operator seluler Advanced Info Service, operator pariwisata di Phuket, dan perusahaan rintisan teknologi lokal.
Anggota Royal Thai Navy akan memantau dan melacak kapal, dan ketika wisatawan menyelesaikan karantina 14 hari mereka, mereka akan diizinkan untuk berlabuh di dermaga di Phuket dan memasuki pulau.
Thailand sangat bergantung pada pariwisata dan Phuket kehilangan pendapatan lebih dari 320 miliar baht (sekitar Rp150 triliun) pada tahun 2020 karena pandemi.
Kerugian tersebut dikarenakan wisatawan tidak diizinkan masuk ke pulau itu untuk mencegah penyebaran virus.
Thailand berharap karantina di yacht akan membantu mendatangkan pendapatan 1,8 miliar baht ke negara itu, yang perlahan-lahan membuka perbatasannya sejak Oktober.
Sebelumnya, Thailand telah meluncurkan "karantina golf", di mana para pelancong tinggal di resor golf selama masa karantina.
Mereka harus tinggal di kamar selama tiga hari pertama dan kemudian menjalani tes COVID-19. Jika hasil tes negatif, mereka bisa bebas bermain golf dengan kelompok mereka dan menggunakan fasilitas resor.
Otoritas Pariwisata Thailand telah melaporkan bahwa kelompok pegolf pertama telah menyelesaikan masa karantina mereka dan sekarang dapat melakukan perjalanan keliling negeri.
Menteri Pariwisata Thailand, Phiphat Ratchakitprakarn, juga mengusulkan rencana bagi para pelancong untuk melakukan karantina wajib selama 14 hari selama masa karantina di destinasi wisata populer, termasuk resor pantai.
Rencana tersebut memungkinkan wisatawan untuk meninggalkan kamar hotel mereka setelah tiga hari pertama, tetapi mereka tidak boleh meninggalkan hotel mereka selama 11 hari ke depan.
Rencana tersebut diharapkan dimulai pada bulan April atau Mei di provinsi-provinsi populer termasuk Phuket, Krabi dan Chiang Mai.